Suara.com - Sungguh malang nasih sastrawan, cerpenis dan pelukis Hamsad Rangkuti. Kondisi fisiknya sungguh memilukan.
Dia cuma bisa tiduran sambil mendapat asupan oksigen melalui selang yang ditanamkan di hidungnya. Hamsad tak berdaya ketika ditemui awak Suara.com di rumah barunya di Swadya 8 RT 3 RW 3 Tanah Baru, Depok, Jawa Barat.
Nurwindasari menceritakan jika suaminya itu sudah tak bisa tertawa, makan, bicara hingga menangis pun tak bisa.
Untuk makan pun harus lewat selang yang dimasukkan ke dalam hidung. Paling tidak, satu bulan sekali harus diberi asupan infus.
Proten merupakan makanan khusus bagi sastrawan berusia 74 tahun itu. Dia menghabiskan sekitar 10 boks Proten untuk setiap bulannya.
Dalam boks terdapat 20 saset berbentuk susu yang mengandung protein tinggi. Satu boks Proten berharga Rp256 ribu.
“Susunya itu makanannya lewat hidung. Kalau kita enggak kasih gimana ya, soalnya lewat mulut enggak bisa,” tutur Nur saat ditemui pada Rabu malam (23/8/2017).
Untuk mengurangi biaya, Nur mengungkapkan asupan susu ditambahkan ikan gabus yang telah diblender halus. Ikan gabus, menurutnya, punya protein tinggi yang sudah dimanfaatkan sejak dulu kala.
“Cukup mahal ya, buat orang sehat. Misalnya 100 ribu bisa buat satu keluarga ini satu orang doang,” kata dia.
Cerpenis kelahiran Titi Kuning, Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, 7 Mei 1943, itu jatuh sakit hingga parah saat ini setelah peristiwa sebagian lahannya diserobot Pemda Depok untuk pembangunan bak sampah pada tahun 2009.