Saat Beli Makanan, Ini yang Paling Dipilih Orang Indonesia

Selasa, 22 Agustus 2017 | 18:43 WIB
Saat Beli Makanan, Ini yang Paling Dipilih Orang Indonesia
Pengunjung yang memadati Festival Jajanan Minang di Lapangan Banteng, Jakarta, tahun lalu. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa faktor utama yang membuat Anda tertarik saat membeli makanan? Tampilan, harga atau cita rasa? Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS, Pakar Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan di negara maju oleh International Food Information Council (IFIC) menunjukkan, cita rasa adalah faktor utama yang mempengaruhi masyarakat atau orang dalam memilih makanan.

Faktor harga kemudian menjadi alasan kedua yang membuat orang memutuskan mengonsumsi makanan tertentu, baru disusul pertimbangan sehat atau tidaknya jenis makanan tersebut.

"Jadi, temuan ini menunjukkan bahwa mengajak orang makan sehat itu bukan hal gampang, karena ada aspek budaya. Kalau dulu orang makan untuk bertahan hidup dan sehat sekarang sudah bergeser ke kecerdasan, keamanan, sosialita, dan aktualisasi diri. Ada lapisan tertentu bahkan yang menganggap makanan itu simbol martabat," ujar Prof Hardinsyah pada sesi Journalist Goes to Campus bersama Danone di Bogor, Selasa (22/8/2017).

Sementara itu di Indonesia, Prof Hardinsyah mengatakan alasannya utama seseorang mengonsumsi suatu makanan tampaknya didominasi oleh pertimbangan harga. Berbagai diskon yang ditawarkan gerai makanan tertentu dapat menarik masyarakat untuk menjajal panganan tersebut.

"Untuk golongan menengah ke bawah di Indonesia, harga menjadi pertimbangan utama saat membeli makanan, cita rasa kedua. Sebaliknya kalau golongan menengah keatas bisa jadi cita rasa dan pertimbangan sehat atau tidak makanan tersebut saat memutuskan untuk membeli. Harga berapapun nggak masalah," tambah dia.

Sayangnya, faktor keberlanjutan dari suatu makanan atau minuman belum menjadi pertimbangan masyarakat saat akan mengonsumsinya. Padahal informasi ini dinilai penting untuk menciptakan keseimbangan alam seperti kontribusi perusahaan dalam penghematan energi.

"Misalnya ini kemasan bisa didaur ulang atau nggak sih. Kemasannya dibuat sepraktis mungkin agar lebih ramah lingkungan. Sepertinya ini belum jadi prioritas masyarakat saat memilih makanan atau minuman," tambah dia.

Dalam kesempatan yang sama, Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan bahwa melalui program Journalist Goes to Campus pihaknya bersama Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) berupaya meningkatkan pemahaman gizi masyarakat melalui media massa yang pada gilirannya dapat meningkatkan status gizi ibu dan anak di Indonesia.

"Kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam edukasi gizi terbukti efektif untuk mengoptimalkan potensi masyarakat dalam upaya memenuhi ketersediaan pangan bergizi khususnya pada ibu dan anak," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI