Suara.com - Dalam sebuah riset terbaru yang dilakukan Google bersama Gfx menunjukkan, Jakarta bukan lagi Ibu Kota bagi konsumen belanja online.
Meski persentase belanja online di Jakarta masih cukup tinggi atau sekitar 66 persen. Namun, Jakarta masih kalah dengan Surabaya (71 persen), bahkan Medan (68 persen).
Dilihat dari waktu yang dihabiskan untuk belanja online, warga Surabaya juga masih menduduki posisi pertama dengan menghabiskan waktu selama 5,8 jam, Bodetabek dengan 5,2 jam dan Jakarta dengan 4,7 jam saja.
"Ternyata (warga) Surabaya dan (warga) Bodetabek, waktu yang dikeluarkan oleh online user lebih banyak daripada kota lain. Jakarta bukan lagi fokus utama, meski masih besar," kata Country Industri Head Google Inc, Henky Prihatna, di kantor Google Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Selain data-data menarik di atas, Google juga melihat ada empat kelompok konsumen belanja online di Tanah Air. Mereka adalah Inovator, Early Adopters, Gaptek, dan Late Bloomers.
Kelompok Inovator, Henky menjelaskan, kelompok masyarakat dengan pendapatan tinggi dan memiliki beberapa perangkat gawai. Kelompok ini, 58 persen masih melakukan riset secara offline, dan 74 persen dari kelompok Inovator masih peduli akan harga yang ditawarkan.
"Mereka lebih prefer (belanja) melalui aplikasi karena lebih mudah, lebih aman, dan lebih cepat. Pembayaran juga kebanyakan menggunakan internet banking," jelas Henky.
Yang kedua, ada kelompok Early Adopters. Kelompok ini memiliki pendapatan lebih rendah, namun memiliki banyak perangkat. Sebanyak 46 persen dari kelompok Early Adopters masih mencari informasi barang yang mereka akan beli melalui mesin pencari, dan 66 persen dari mereka akan sangat terpikat jika melihat diskon atau harga yang murah.
Kelompok ketiga yaitu, kelompok Gaptek atau Gagap Teknologi. Mereka biasanya memiliki pendapatan tinggi, namun hanya memiliki satu gawai.
Dikatakan Henky, 36 persen dari kelompok ini masih mencari informasi mengenai produk kepada brand-nya secara langsung dan lebih memilih bertransaksi menggunakan mesin ATM.
Kelompok terakhir disebut Henky sebagai mayoritas konsumen belanja online di Indonesia adalah kelompok Late Bloomers. Selain jumlahnya paling banyak, kelompok ini juga masih memilih metode pembayaran di tempat atau COD sebanyak 34 persen. Dan sebanyak 74 persen akan merasa terpancing ketika melihat diskon atau promo secara online.