Suara.com - Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta baru saja membuka gelaran pameran keramik bertajuk "Persembahan Untukmu", Minggu (6/8/2017).
Pameran yang berlangsung dari 6 Agustus hingga 31 Desember digelar sebagai bentuk apresiasi dan dedikasi kepada keluarga Bapak Abdul Madjid Naim, seorang kolektor dari 150 koleksi keramik bersejarah yang kemudian disumbangkan kepada Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta.
Anak dari Bapak Abdul Madjid Naim, Tendy Naim, yang hadir dalam pembukaan pameran "Persembahan Untukmu" mengatakan, penyerahan 150 item keramik dari pihak keluarganya kepada pihak museum adalah sebuah amanah yang diberikan sang ibunda kepada anak-anaknya.
"Ini amanah dari mama, jadi almarhumah mengoleksi. Beliau jadi member Museum Adam Malik, ikut serta di situ. Sejak itu (mama meninggal dunia) anak-anak tidak begitu tertarik dengan keramik dan gimana caranya karya mama punya arti bagi orang lain," jelas Tendy sesaat setelah acara pembukaan pameran di Jakarta, Minggu (6/8/2017).
Tendy mengatakan, godaan datang silih berganti saat dia dan keluarga besarnya hendak menyerahkan koleksi pribadi kepada pihak museum.
"Pas ngobrol-ngobrol (dengan anggota keluarga lain), godaannya banyak. Kenapa gak dijual saja? Ternyata kita sepakat bagaimana ini bisa bermaanfaat untuk orang lain. Dari papa mama untuk masyarakat. Insya Allah ini jadi awal untuk yang lain berkontribusi untuk museum ini," ungkapnya.
Beberapa koleksi keramik yang dimiliki keluarga Bapak Abdul Madjid Naim adalah, keramik dari negeri Tiongkok yang dibuat pada masa Dinasti Yuan (1280-1368), Dinasti Ming (1369-1644), Dinasti Qing (1645-1912), Keramik Vietnamese dari abad 13-18an, Keramik Thailand dari abad 15-16an, Keramik Jepang dari abad 19-20an, Keramik Eropa dari abad 19-20an dan Keramik Indonesia dari abad 20-21an.
Nanik, seorang arkeolog yang hadir dalam acara tersebut, mengatakan koleksi yang dimiliki keluarga Bapak Abdul Madjid Naim masih tergolong muda. Meski demikian, pihaknya mengapresiasi tindakan keluarga Bapak Naim yang mau menyumbangkan koleksinya kepada negara.
"Kami apresiasi pemilik mau menyumbangkan ini. Dengan begini kita tahu dari negara mana saja keramik yang ada di Nusantara. Kami melihat barang di sini bukan dari nilainya tapi fungsi. Koleksi keramik sendiri bertambah dengan pemberian Bapak Abdul ini. Bahkan keramik Indonesia pun juga ada. Indonesia ternyata tidak kalah dengan negara lainnya walau Indonesia baru mulai mengenal teknik keramik bakaran tinggi awal abad 20-an," ujar dia.