Ibu dari dua anak itu kini tengah menyelesaikan desertasinya dari Fakultas Hukum di salah satu universitas ternama di Indonesia dan masih memgangkat tema tentang dunia olahraga Nasional.
Lilik mengaku, meski tak berkontribusi sebagai seorang pelatih fisik secara langsung, dia ingin tetap mengabdi dalam pengembangan pribadi dan karakter olahragawan Indonesia. Lilik pun berharap, jumlah psikolog bagi atlet akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Baginya, membangun secara mental sama pentingnya dengan melatih fisik para atlet.
"Di Indonesia psikolog olahraga belum terlalu diperhatikan padahal di luar negeri perannya sangat penting. Bahkan satu atlet, satu psikolog," tutup dia.