Ternyata, Ini yang Bikin Perempuan Milennial Jarang Cuti

Jane Suara.Com
Kamis, 20 Juli 2017 | 15:43 WIB
Ternyata, Ini yang Bikin Perempuan Milennial Jarang Cuti
Cuti memberi otak dan tubuh kesempatan untuk memperbaiki diri dari stres sehari-hari
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Liburan merupakan cara yang tepat untuk mengusir segala kejenuhan dan kepenatan karena aktivitas sehari-hari. Selain menyenangkan, liburan juga memiliki manfaat untuk kesehatan diri. Untuk memiliki waktu berlibur, Anda bisa mengambil cuti beberapa hari dari kantor. Umumnya setiap perusahaan memberikan hak cuti untuk karyawannya yang bisa diambil sekitar 12 kali atau lebih per tahun.

Dilansir dari Huffingtonpost.com, sebuah studi yang dilakukan U.S Travel Association beberapa waktu lalu mengungkapkan jika saat ini ada peningkatan jumlah pengajuan cuti dalam 15 tahun terakhir. Namun, hal ini tak berpengaruh pada perempuan karena diketahui hanya 44 % dari perempuan yang menggunakan semua jatah cutinya.

Padahal berdasarkan riset, perempuan yang justru lebih banyak menganggap liburan sebagai hal yang sangat penting. Tapi nyatanya, hanya sebagian perempuan millennial yang memanfaatkan jatah libur dengan maksimal. Sementara sebanyak 51 % pria millennial diketahui lebih banyak ambil cuti untuk berwisata.

Apa pemicunya ? Ternyata perempuan merasa bersalah atau takut dianggap tidak berkomitmen dengan pekerjaan jika terlalu sering cuti.

"Kita harus meninggalkan kekeliruan mengenai 'etika bekerja' yang sebenarnya sama dengan penyiksaan. Bukan hanya pegawai yang mengorbankan waktunya, kebiasaan-kebiasaan ini bisa mengancam bagi karier mereka," menurut Cait Debaun selaku direktur komunikasi dari proyek ini.

Katie Denis yang merupakan senior direktur proyek ini pun mengungkapkan alasan mengapa pria lebih banyak ambil cuti. Menurutnya, lelaki lebih merasa percaya diri dan aman dengan pekerjaan mereka. Sedangkan peerempuan terutama mereka yang tahun ini berusia 19-35 tahun cenderung lebih mengesampingkan kebutuhan untuk liburan. Kalaupun mereka melakukannya, mereka akan meminta maaf atau merasa bersalah karena sudah meninggalkan rekan-rekan kerjanya.

Hal ini tentu sangat disayangkan karena liburan sebenarnya punya banyak manfaat untuk pengembangan karier. Cuti memberi otak dan tubuh kesempatan untuk memperbaiki diri dari stres sehari-hari. Karenanya, Anda bisa jadi lebih fokus dan banyak ide inovatif ketika kembali ke kantor.

Mereka yang mengutamakan liburan juga diketahui punya risiko lebih kecil terhadap penyakit jantung. Pecinta traveling pun punya kemampuan lebih baik dalam mengontrol emosi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI