Suara.com - Seorang perempuan Arab mengabadikan dirinya saat mengenakan rok mini dan kaus lengan pendek di tempat umum dalam sebuah video. Perempuan itu kini sedang diselidiki pihak kepolisian negara Islam tersebut.
Perempuan muda yang diketahui seorang model bernama Khulood, mengabadikan dirinya berjalan di tempat umum dalam video klip pendek di aplikasi Snapchat. Dalam video itu, tampak menunjukkan Khulood berjalan mengelilingi sebuah benteng bersejarah di Ushayqir.
Ushayqir Heritage Village, yang berjarak sekitar 96 mil dari Riyadh, berada di Najd, salah satu provinsi paling konservatif di negara itu.
Karena video tersebut dibagikan secara online, banyak warga Arab meminta Khulood ditangkap karena melanggar peraturan berpakaian ketat di negara tersebut.
Perempuan di Arab Saudi wajib memakai abaya, jubah longgar dan panjang dan memakai jilbab panjang.
Menurut BBC, wartawan Khaled Zian men-tweet, "Kembalinya Haia (polisi agama) di sini adalah suatu kewajiban."
Dan pengguna lain berpendapat, "Kita harus menghormati hukum negara. Di Prancis, niqab dilarang dan wanita didenda jika mereka memakainya. Di Arab Saudi, memakai kain abaya dan pakaian sederhana adalah bagian dari hukum kerajaan negara tersebut."
Tetapi banyak orang Saudi lainnya membela perempuan tersebut. Mereka menilai, perempuan itu 'berani' dan menunjukkan kemunafikan untuk mereka yang menyerukan penangkapannya. Ada juga yang memuji perempuan barat yang berpakaian dengan cara yang sama.
Wael al-Gassim, penulis dan filsuf, mengatakan kepada BBC dirinya terkejut melihat tweet penuh kemarahan dan menakutkan.
"Saya pikir dia telah membom atau membunuh seseorang. Ceritanya ternyata tentang roknya, yang tidak mereka sukai," ungkapnya.
Beberapa juga mengingatkan, bahwa Melania Trump memilih tidak memakai abaya saat kunjungan suaminya ke Saudi pada bulan Mei, namun dipuji karena pilihan pakaiannya.
"Jika dia orang asing, mereka akan mengekspos kecantikan pinggangnya dan pesona matanya. Tapi karena dia orang Arab Saudi, mereka menyerukan agar dia ditangkap," kicau Fatima al-Issa dalam bahasa Arab.
Wakil Komite untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Arab Saudi, men-tweet mereka mengetahui video tersebut dan menghubungi pihak berwenang terkait aksi perempuan itu. (Metro)