Suara.com - Memiliki nama asli Lidia Djunita Pamontjak namun jauh lebih dikenal dengan nama kecilnya, Jajang C. Noer. Lahir di Paris, Perancis pada 28 Juni 1952, Jajang sudah berperan dalam puluhan film Nasional seperti Eliana-Eliana, Biola Tak Berdawai, Arisan, Janji Joni, dan masih banyak yang lainnya.
Puluhan tahun berkarir, peraih Piala Citra 1992 itu merasa sangat mencintai seni dan hasil karya yang orisinil. Berkat rasa cintanya itu, dia terus berdedikasi dalam dunia seni.
Ketika ditemui Suara.com dalam sebuah acara pameran lukisan, anak pejuang Nazir Datuk Pamontjak tersebut mengungkapkan, dirinya tak banyak mengoleksi hasil karya seni seperti patung dan lukisan.
Alasannya sederhana, sebuah karya otentik memiliki harga yang tinggi. Karena itu, ketika dia merasa tak mampu mengoleksi sebuah benda seni, dia sangat menghargai jerih payah para pembuatnya, dan ikut mendukung dunia seni Tanah Air.
"Saya bukan kolektor (seni), tapi saya bisa memahami dan menghargai karya yang dibuat dari hati, dengan hati. Itu bisa saya nikmati," kata dia kepada Suara.com.
Hal sama dia rasakan pada seni peran. Dia mengaku tak keberatan jika tak selalu tampil dalam film tetapi juga teater maupun televisi. Jajang hanya menganggap, sutrada harus merupakan seseorang yang "jelas" dan memiliki alur cerita tidak bodoh.
"Beberapa memang ceritanya terlalu mengada-ada," ungkap perempuan yang sempat mengenyam bangku kuliah di FISIP Universitas Indonesia tersebut.
Ibu dari Nitta dan Marah Laut itupun berharap, dunia seni peran, seperti film Indonesia, akan terus tumbuh dan berkembang.
"Film harus ada terus dan (jumlahnya) banyak, karena film adalah refleksi masyarakat. Jadi kita bisa belajar dari situ," tandasnya.
Baca Juga: Interview: Lola Amaria Ingin Pelaku Seni Peran Gaek Makin Mahal