Jalan Panjang Franka Usai Hijrah ke Turki
Franka menceritakan awal mula kesuksesannya setelah hijrah ke Istambul mengikuti sang suami, Ismail Semin, pada 2013. Meski tinggal di luar negeri, ia tetap bertekad terus mengembangkan diri, dan mewujudkan impiannya sebagai fashion stylist dunia.
Franka yang pernah menjadi fashion stylist di salah satu media perempuan ternama Indonesia itu mengungkapkan, tertarik memulai usahanya di bidang fesyen dan bertekad berinteraksi lebih banyak, serta berbaur dengan warga di Turki dan semakin mengenal budaya setempat.
Penyuka warna putih ini pun melamar menjadi guru bahasa Inggris di salah satu SMU favorit di Turki. Itu dilakukannya sebagai batu loncatan sebelum mendapat pekerjaan yang sesuai.
Selama setahun mengajar, lulusan Universitas Nasional jurusan Sastra Inggris tersebut berhasil membentuk networking agar tak lepas dari tujuan awalnya.
Perempuan yang pernah bercita-cita ingin sekolah di Esmod itu tak menyia-nyiakan kesempatan berada di negara yang dekat dengan kiblat fesyen dunia. Saat libur, dan terdapat agenda besar seperti Fashion Week di Milan dan beberapa negara Eropa lainnya, ibu dari Metehan Rivera Semin itu selalu menyempatkan hadir.
Kemudian, Franka menuliskannya dan membaginya ke beberapa negara. Kebetulan dia memang punya banyak kenalan desainer di Tanah Air, jadi bisa sama-sama berbagi informasi.
Perlahan, jaringannya pun semakin besar. Saat itu, dia kemudian mengubah strategi agar bisa mewujudkan impiannya.
Franka lalu membentuk jaringan dengan para blogger fashion muslim dunia dan berkenalan dengan desainer fesyen muslim di Turki. Kemudian, dia berpikir e-commerce pun bisa membantu, yang membawanya ke Modanisa, e-commerce nomor satu di Turki dan No. 1 E-commerce of modest fashion in the world oleh The Global State Islamic Economy 2015.
Di sana, dia mendapatkan kesempatan bertemu founder-nya. Dia ingin memperkenalkan fesyen muslim dari Indonesia. Jadi, dia membawa brand miliknya, The Official, yang ternyata disukai.
Konsisten Berjuang untuk Fesyen Muslim Indonesia
Namun, Franka menyadari tujuan utamanya bagaimana mengenalkan fesyen Tanah Air ke dunia. Ia pun secara halus membatalkan kerja sama, dan membuka peluang kepada desainer Indonesia lainnya.
Gayung bersambut, ternyata sang founder juga tengah mencari international relation manager dan kemudian menawarinya pekerjaan tersebut. Menurut Franka, posisi itu tepat untuk merepresentasikan fesyen dunia.
Lewat wadah ini, ia merasakan peluang memperkenalkan industri kreatif, khususnya fesyen Tanah Air, terbuka lebar. Franka diberi kepercayaan menjadi Chief Operating Officer (CFO) Founder A La Hijab yang merupakan wadah di sosial media bagi desainer profesional hijab fesyen dari seluruh dunia.
"Dari A La Hijab ini pembuka semua link, karena di situ saya ketuk-ketuk pintu kepada hijab fesyen dari seluruh dunia, bahkan hingga Meksiko," akunya.
Dalam sekejap, A La Hijab yang digawangi Franka menjadi wadah desainer fesyen muslim dunia. Di sini Franka banyak mendapatkan jaringan baru, mulai dari Afrika Selatan, London, Belanda, Maldives, sampai Kenya. Semuanya men-support dan menjadikan wadah ini sebagai ajang berkompetisi untuk berkarya dan saling menginspirasi.
Tentu, kesempatan ini tak disia-siakan juga oleh para desainer Indonesia. Mereka langsung diberikan tempat oleh Franka agar bisa memamerkan karyanya kepada dunia.
Lewat wadah ini, desainer tidak hanya bisa berkarya, tapi juga mengenal desainer dari berbagai belahan dunia.
Franka pun terus mengenalkan karya-karya desainer Tanah Air ke dunia dengan beberapa cara. Salah satunya, menjadi fashion stylist di Turki dan memamerkan hasilnya ke media sosial.
Baca Juga: Rafathar Akan Ulang Tahun Ke-2, Raffi Ahmad Janjikan Kado Ini