Suara.com - Tak hanya melulu berkumpul, komunitas juga kadang terbentuk karena adanya keinginan mengubah keadaan ke arah yang lebih baik. Hal itulah yang menjadi tujuan utama dibentuknya Komunitas Quantum Pelajar Muslim.
Quantum Pelajar Muslim atau QPM, merupakan sebuah komunitas sosial yang dibentuk sejak 2003 oleh beberapa orang yang berlatarbelakang pendidikan beragam, tapi memiliki kepedulian terhadap masalah remaja.
"Ini kumpulan orang-orang yang aware dengan dunia remaja," terang Ketua Umum Quatum Pelajaran Muslim, Teguh Prayogi kepada Suara.com, beberapa waktu lalu.
Ia menceritakan bahwa cikal bakal QPM sudah dibentuk sejak 1999 dengan nama Forum Ukhuwah Pelajar Muslim Bogor atau FUPMB, yang memiliki misi sama dengan QPM saat ini. "Kami ingin bagaimana caranya anak-anak dapat menambah ilmu pengetahuan tetapi dengan pendekatan agama Islam," ujar lelaki yang akrab disapa Yogi ini.
Ia juga bercerita bagaimana dirinya dan anggota komunitas lain harus membuat proposal agar program kerja yang ditawarkan oleh QPM dapat diterima, dan diterapkan di sekolah-sekolah.
Karena kegigihan setiap individu yang bergabung di QPM, hingga kini komunitas ini telah membina belasan sekolah tingkat SMP dan SMA yang terletak di wilayah Bogor Timur. Tak hanya itu, komunitas ini juga melakukan program mentoring dan beberapa program edukasi lainnya.
Nah, selama Ramadan di tahun ini, QPM kerap diminta untuk membantu memberikan materi pada acara pesantren kilat di sekolah-sekolah. "Kami ada program unggulan tafakur alam. Jadi, mendekatkan nuansa alam dengan keagamaan. Kenapa daun berwarna hijau, menjelaskan hal-hal sederhana seperti itu. Selain itu kami juga membuat seminar remaja. Mengundang murid sekolah sekaligus guru," jelas Yogi panjang lebar.
Anggota komunitas QPM, lanjut dia, berasal dari beberapa universitas ternama di Indonesia seperti Universitas Pembangunan Nasional di Surabaya, IPB, serta Universitas Lampung. Selain dari lulusan universitas yang beragama, QPM juga diisi oleh orang-orang yang bergelut di dunia pekerjaan yang beragam pula.
Sang Ketua Umum, Yogi misalnya, merupakan karyawan swasta yang bergelut di bidang asuransi. Ada pula anggota yang bekerja sebagai wiraswasta dan memiliki bengkel maupun seorang engeneering.
"QPM membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, luwes, wawasan yang luas dan mempunyai interaksi sosial yang baik, menurut standar pribadi saya, karna sebelumnya saya seorang yang introvert," ujar Rhatika Dewi, anggota QPM yang sudah bergabung sejak 2007.
Sebagai sebuah komunitas sosial, baik Yogi maupun rekan-rekan komunitasnya kerap bergelut dalam masalah pendanaan dan kekurangan tenaga mentor. Hingga kini, hanya ada sepuluh anggota aktif di Quantum Pelajar Muslim.
Baca Juga: Bagi Cewek Korut, Jadi Polantas Lebih Keren Ketimbang Jadi Model!
"Kendala kami tenaga mentor yang kurang. Bergabung dengan QPM memerlukan kepedulian yang tinggi, karena mengorbankan banyak waktu, serta tidak dibayar," ucap lelaki kelahiran 12 Desember 1980 ini.
Meski begitu, ia berharap apa yang ia dan rekan-rekannya lakukan di QPM dapat memberikan dampak positif bagi keilmuan para remaja.
Nah, Jika Kamu memiliki kepedulian yang sama dan ingin mengenal lebih dekat dengan komunitas Quantum Pelajar Muslim, bisa cek di akun Instagram mereka yaitu @quantumpelajar. Bagaimana, tertarik memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan cara positif?