Suara.com - Kini make up atau riasan wajah tak hanya dikenakan oleh perempuan dewasa, tapi juga para remaja putri. Mereka bahkan terlihat lebih lihai memulaskan makeup dibandingkan perempuan dewasa muda.
Padahal menurut dokter spesialis kandungan, dr. Manny Alvarez, penggunaan kosmetik saat usia remaja sangat berisiko. Kulit wajah mereka lebih rentan mengalami kerusakan yang ditandai dengan timbulnya jerawat.
Sebuah penelitian di Brasil dilansir Foxnews mengungkap, 45 persen remaja perempuan di negaranya mengalami masalah kulit akibat penggunaan kosmetik. Sebanyak 14 persen di antaranya memiliki jerawat yang membekas dan merusak tampilan mereka.
Sayangnya, timbulnya jerawat tak membuat mereka kapok untuk berhenti menggunakan kosmetik. Justru mereka semakin mengasah kemampuan merias wajah agar dapat menutupi bekas jerawat yang menggangu.
Lalu apa hasilnya? Berbagai risiko kesehatan terkait kulit pun meningkat di negara tersebut, salah satunya kanker kulit. Ya, tak hanya akibat paparan sinar UV, kanker kulit juga dapat dipicu paparan bahan kimia tertentu pada produk kosmetik yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Belum lagi masalah infeksi bakteri yang dapat terjadi dari kegiatan berbagi make up antar sesama teman di lingkungan remaja. Untuk menghindari beberapa risiko ini, dr Manny mengimbau orangtua untuk membatasi jumlah kosmetik yang boleh dikenakan putrinya.
Mereka, lanjutnya, harus fokus pada perawatan kulit yang tepat ketimbang menutupinya dengan makeup. Kalau pun keinginan mereka tak terbendung, imbau anak untuk menggunakan kosmetik berbahan dasar air dengan sifat yang ringan. "Hindari make up dengan kandungan paraben dan phthalate," ujar dr. Manny.
Jika dirasa perlu, terapkan terlebih dahulu di permukaan kulit tangan untuk mengetahui reaksi dari pemakaian kosmetik tersebut.