"Ngabuburit" Murah Meriah di Setu Babakan

Jum'at, 16 Juni 2017 | 12:16 WIB
"Ngabuburit" Murah Meriah di Setu Babakan
Gerbang pintu masuk cagar budaya Betawi, Setu Babakn. (Foto: Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menunggu waktu berbuka puasa yang populer dengan sebutan ngabuburit bisa diisi dengan berbagai hal, antara lain membeli makanan untuk berbuka, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, atau menonton film.

Nah, di Jakarta Selatan ada alternatif lokasi yang bisa Anda sambangi sembari menunggu waktu berbuka puasa yakni Kampung Betawi Setu Babakan. Berlokasi di Jagakarsa, lokasi ngabuburit ini tergolong murah meriah dan juga menghadirkan suasana yang sejuk.

Bagaimana tidak, cukup membayar tiket masuk sebesar Rp2.000 per orang, Anda dan keluarga bisa menikmati keindahan khas Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang terasa begitu menyejukkan, karena ditumbuhi banyak pepohonan yang rindang. Namun banyak pula warga sekitar yang bisa menikmati perkampungan Betawi tersebut tanpa membayar tiket masuk.

Baca Juga: Senang Petualangan dan Pecahkan Misteri? Coba Pandora Experience!

Sesuai namanya, Anda bisa mempelajari kebudayaan Betawi di lokasi wisata ini. Sebuah pintu gerbang mengusung material kayu bergaya Betawi menandai destinasi wisata Setu Babakan ini. Melongok ke bagian dalam Anda akan menemukan rumah besar yang merupakan arena wisata budaya.

Hendi, staf pengamanan Setu Babakan menyebut bahwa setiap Rabu, Jumat dan Minggu terdapat pagelaran seni budaya Betawi yang berlangsung pada pukul 14.00-17.00 wib.

Nah, yang menjadi spot favorit adalah area setu yang cukup luas. Banyak pengunjung memanfaatkan area ini untuk memancing. Selain tidak dipungut biaya, pengunjung juga bebas membawa pulang hasil pancingannya.

Bagi Anda yang ingin sekadar bersantai menikmati semilir angin dan suasana danau yang syahdu, maka duduk di pinggir setu merupakan pilihan yang tepat. Selain itu, Anda dan pasangan atau keluarga juga bisa mengitari danau dengan menggunakan sampan kayu atau sepeda air.

Baca Juga: Masjid Bersejarah Ini Miliki Atap Menyerupai Kelenteng

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI