Studi: Membaca "Harry Potter" Perbaiki Kualitas Seseorang

Kamis, 15 Juni 2017 | 08:00 WIB
Studi: Membaca "Harry Potter" Perbaiki Kualitas Seseorang
Mendongeng atau membacakan buku kepada anak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serial "Harry Potter" meninggalkan bekas yang dalam pada budaya pop, sejak buku pertamanya, "Harry Potter and The Sorcere's Stone" muncul 20 tahun yang lalu.

Tapi ini bukan satu-satunya cerita bagaimana "Harry Potter" dicintai para penggemarnya. Bahkan, ceritanya dapat memengaruhi Anda sebagai seseorang.

Ada beberapa literatur ilmiah yang menunjukkan buku-buku tentang The Boy Who Lived benar-benar dapat memperbaiki hidup Anda.

Antara kebiasaan Anda membaca dan cerita "Harry Potter" itu sendiri, menurut penelitian, memberikan beberapa manfaat kesehatan psikologis bagi Anda. Jadi, tak ada alasan lagi bagi Anda untuk tidak menyelam ke dunia magis Hogwarts.

Baca Juga: Kamar Harry Potter disewakan, Tertarik?

Jika Anda selama ini belum membaca serialnya yang ramai diperbincangkan orang selama dua dekade terakhir, lakukanlah untuk pengembangan pribadi diri.

Berikut, bagamana cerita "Harry Potter" bisa membuat Anda menjadi orang yang lebih baik secara keseluruhan:

Buku-buku "Harry Potter" membantu mengurangi prasangka pada pembaca

Sebuah studi tahun 2014 menemukan, anak-anak yang membaca "Harry Potter" cenderung mengurangi prasangka terhadap kelompok minoritas dan menunjukkan tingkat empati yang lebih besar. Ini berdasarkan teori dan fakta bahwa Harry sering menyesuaikan diri dengan kelompok "stigmatisasi" dalam buku ini.

Secara kebetulan, sebuah studi terpisah yang dilakukan tahun 2016 menemukan, membaca "Harry Potter" juga menurunkan opini orang Amerika tentang Donald Trump.

Baca Juga: Makan Malam ala Harry Potter di Hogwarts Kini Bisa Anda Rasakan

Semakin banyak mereka membaca buku-buku tersebut, penelitian mengungkap semakin kecil kemungkinan mereka setuju dengan pandangan politiknya, seperti larangan perjalanan yang Trump berikan pada negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI