Adapun visi misi SabangMerauke, jelas Ayu, menjadikan anak-anak sebagai duta bangsa untuk membuat negara ini senantiasa damai.
"Kita menyebutnya theory of change, jika lebih banyak anak-anak muda Indonesia pernah mengalami interaksi positif dengan oranag-orang berbeda, maka dia akan tumbuh menjadi manusia yang lebih toleran," tuturnya yang juga menjabat sebagai mentor pada Board of Directors SabangMerauke.
Lebih lanjut, Ayu juga memaparkan bahwa program SabangMerauke ini dilakukan pada masa libur anak sekolah. "Mulai berjalan pada masa libur sekolah Juni/Juli, anak-anak ada pertukaran setiap minggu. Jadi, dari ratusan hingga seribuan lebih peserta akan diseleksi, lalu diberangkatkan 10 siswa SMP dari berbagai daerah di ujung Nusantara untuk diajak ke Jakarta. Tidak menutup kemungkinan pada batch-batch berikutnya akan ada penambahan jumlah peserta dan/atau penambahan daerah tujuan pertukaran," terangnya merinci.
Baca Juga: Punya Kondisi Langka, Perempuan Ini Pede Masuk Dunia Modeling
Setelah dilakukan tahap penyeleksian dari ribuan para siswa ini, sambung Ayu, nantinya hanya dipilih 15 orang untuk mengikuti program SabangMerauke. "Semuanya dibaca essai-nya, di-work list, diwawancara, terus nanti keluarganya diseleksi, lalu dicocokkan antara anak dan keluarganya. Lalu si anak akan berada di Jakarta selama tiga minggu," jelasnya.
Selama tinggal di Jakarta, kata Ayu, anak-anak yang mengikuti program SabangMerauke memiliki berbagai kurikulum atau program. Misalnya, ada kunjungan ke beberapa tempat beribadah, ke kampus agar terinspirasi ingin melanjutkan pendidikan seperti apa di perguruan tinggi.
"Saat kunjungan ke kampus, anak-anak juga akan bertemu pimpinan-pimpinan institusi. Intinya ingin membekali anak-anak lewat pengalaman positif, dan selama tiga minggu ini anak-anak akan berinteraksi dengan teman-temannya, malam berinteraksi dengan keluarga," imbuhnya.
Harapannya dari interaksi positif dengan orang yang berbeda agama dan ras ini, anak-anak yang mengikuti program SabangMerauke bisa menceritakan pengalaman positif yang luar biasa itu ke daerahnya masing-masing.
Tidak sampai di situ, lanjut Ayu, anak-anak yang telah menjalani program SabangMerauke tetap dijaga dan dipantau perkembangannya agar dapat menularkan hal-hal positif di daerahnya masing-masing.
Baca Juga: Pilot Perempuan Termuda Pertama Asal Afghanistan Ini Terbang Solo
"Setelah itu anak-anak di-track satu tahun setelah program, tetap sekolah, melakukan hal-hal positif, minta bertemu dengan pejabat lokal di sana, bercerita dengan teman-temannya. Jadi terus didorong supaya selama tiga minggu, mereka benar-benar siap jadi duta toleransi. Dan, setelah jadi duta di daerah masing-masing bisa diceritakan hal positifnya," tutup dia.