Suara.com - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti asal Inggris menunjukkan bahwa pernikahan mungkin merupakan kunci untuk kehidupan yang lebih lama.
Dikatakan, tim peneliti menemukan bahwa menikah dapat mengurangi risiko kematian akibat tekanan darah tinggi, kolesterol dan diabetes.
"Beberapa penelitian kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita serangan jantung akan memiliki tingkat ketahanan hidup yang lebih tinggi jika mereka sudah menikah. Studi baru ini telah membantu untuk membongkar beberapa faktor mendasar di balik ini," kata Rahul Potluri dari Aston University di Inggris.
Peneliti mempelajari lebih dari satu juta orang dewasa dengan tiga faktor risiko utama yaitu penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes tipe 2. Mereka kemudian melakukan tindak lanjut penelitian setelah lima tahun kemudian.
Baca Juga: Baru Menikah, Ini Cerita Lucu Rinni Wulandari-Jevin di Ramadan
Tim menemukan bahwa orang dengan kolesterol tinggi 16 persen lebih mungkin hidup pada akhir penelitian jika mereka sudah menikah.
Hal yang sama berlaku untuk diabetes dan tekanan darah tinggi, dengan orang yang sudah menikah memiliki 14 persen dan 10 persen lebih tinggi mampu bertahan hidup dibandingkan dengan mereka yang masih lajang, seperti dilaporkan The Sun yang dilansir Zeenews, Jumat (9/6/2017).
"Penelitian kami menunjukkan bahwa pernikahan menawarkan efek perlindungan, yang mungkin akan mendapat dukungan dalam mengendalikan faktor risiko utama penyakit jantung," kata Paul Carter, peneliti utama dari Aston University.
Para ilmuwan percaya perbedaan tingkat kelangsungan hidup antara orang yang sudah menikah dan yang belum menikah dengan kondisinya dikarenakan ada dorongan dan perawatan yang mereka dapatkan dari pasangan mereka.
Mereka yang memiliki pasangan lebih cenderung minum obat dengan teratur, makan dengan sehat dan berolahraga dengan cukup.
Baca Juga: Ario Bayu Menikah dengan Artis Cantik Prancis 8 Juli
Secara garis besar, mereka memiliki seseorang untuk merawat dalam kondisi sakit dan sehat. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi risiko kematian akibat tiga kondisi kesehatan yang sangat umum daripada mereka yang masih lajang.