Suara.com - Budaya khas "Jawa Timuran" yang diusung sejumlah mahasiswa Indonesia di kampus Guangxi Normal University, Kota Guilin, mampu menyita perhatian para mahasiswa asing di wilayah tenggara Cina itu.
"Ada sekitar 1.000 mahasiswa dari berbagai negara yang menghadiri acara kami," kata Wakil Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Cabang Guilin Rivka Ainunnisa di Beijing, Sabtu (3/6/2017).
Menurut dia, kegiatan dengan tema "Wonderful East Java" yang digelar pada 21 Mei 2017 itu dimeriahkan dengan suguhan khas "Jawa Timuran", pentas seni angklung, reog Ponorogo, tari kuda lumping, tari remo, dan pentas cerita rakyat Ngawi berjudul "Jaka Budug".
Pementasan cerita rakyat tersebut yang paling banyak menyita perhatian mahasiswa asing.
Baca Juga: Masriyah Amva: Mendobrak Budaya Patriarki di Pesantren
Dalam pementasan tersebut diceritakan bahwa Raja Seto yang sangat bijaksana memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Putri Kemuning.
Namun pada suatu hari kecantikan Putri Kemuning sirna akibat penyakit kulit yang menjalar di seluruh tubuhnya.
Sang ayah kemudian mengeluarkan sayembara untuk mengambil bunga sirna ganda di tengah hutan rimba yang dikuasai siluman ular.
Singkat cerita Jaka Budug berhasil mendapatkan bunga tersebut dan kecantikan Putri Kemuning kembali seperti sedia kala.
Jaka Budug pun akhirnya menikah dengan Putri Kemuning dan hidup bahagia.
Baca Juga: Pendiri Kampung Budaya Polowijen Ajak Anak Belajar Tari Topeng
Di tengah pertunjukan tersebut juga diselipkan beberapa tarian, seperti tari Jejer Gandrung dari Banyuwangi dan beberapa mahasiswa asing turut berpartisipasi dalam tarian Suka Ria yang dikombinasikan dengan joget Oplosan. (Antara)