Ini 15 Ciri Orang Bermental Kuat, Termasukkah Anda?

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 26 Mei 2017 | 16:42 WIB
Ini 15 Ciri Orang Bermental Kuat, Termasukkah Anda?
Ilustrasi tim kerja yang solid dan tangguh. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa yang ada dalam pikiran Anda untuk menggambarkan orang yang bermental kuat? Apakah orang tersebut punya mental kuat karena tidak pernah menangis? Atau, mereka yang tidak gampang meratapi nasib ketika menghadapi cobaan hidup?

Jawabannya ternyata tidak selalu begitu. Ada sejumlah karakteristik lain yang bisa membedakan orang-orang ini dari kelompok masyarakat lainnya. Dan, Anda juga bisa mulai menerapkannya pada diri sendiri sebagai strategi meningkatkan kekuatan mental.

Lantas, apa saja karakteristik orang bermental kuat?Berikut sejumlah ciri orang yang bermental kuat, dikutip dari apa yang dikemukakan Dr. Travis Bradberry, co-penulis Emotional Intelligence 2.0, dan Amy Morin, LCSW, psikologi klinis berlisensi, serta psikoterapis ahli di bidang kekuatan mental, yang dihimpun oleh hellosehat.com.

1. Punya kecerdasan emosi yang tinggi
Kecerdasan emosional (EQ) adalah landasan kekuatan mental. Anda tidak bisa kuat secara mental tanpa kemampuan untuk sepenuhnya memahami dan mentolerir emosi negatif yang kuat, dan mengambil tindakan tegas jika Anda ingin berhasil melewatinya dengan sukses.

EQ adalah keterampilan fleksibel yang dapat Anda latih dengan pemahaman dan usaha. Tidak mengherankan jika 90 persen orang sukses di dunia ini memiliki EQ tinggi. Dan, orang dengan EQ tinggi menghasilkan pendapatan per tahun rata-rata yang lebih besar daripada orang-orang yang EQ-nya rendah.

Sayangnya, punya EQ saja tidak cukup untuk Anda bisa bermental sekuat baja.

2. Punya kepercayaan diri yang tinggi
Orang-orang yang bermental kuat percaya bahwa mental memiliki efek yang kuat pada kemampuannya untuk sukses, dan ini didukung oleh fakta. Sebuah studi baru-baru ini di University of Melbourne menunjukkan bahwa orang yang percaya diri terus mendapatkan upah yang lebih tinggi dan dipromosikan lebih cepat daripada rekannya yang lain.

Studi ini juga menemukan bahwa kepercayaan diri sejati berbanding terbalik dengan kepercayaan diri palsu, yang sering dimunculkan oleh seseorang untuk menutupi kekhawatiran dalam dirinya.

Orang-orang yang bermental kuat, kata studi tersebut, tidak membiarkan orang lain mengendalikan hidupnya. Mereka menyadari bahwa dirinyalah yang berhak mengendalikan emosinya.

3. Mereka berani bilang “Tidak”
Penelitian yang dilakukan di UC Berkeley menunjukkan bahwa semakin Anda sulit menolak pekerjaan padahal Anda sudah tahu pasti bahwa Anda tidak punya cukup waktu atau kemampuan, maka semakin besar kemungkinan Anda mengalami stres, kelelahan, bahkan depresi. Orang yang memiliki mental kuat tahu bahwa mengatakan “tidak” baik untuk kesehatannya. Mereka memiliki kepercayaan diri dan pandangan ke depan yang besar untuk membuat maksud mereka jelas.

Bila sudah waktunya untuk mengatakan tidak, orang-orang yang secara mental kuat menghindari ungkapan-ungkapan seperti “Saya tidak berpikir saya bisa” atau “Saya tidak yakin.” Mereka mengatakan “tidak” dengan percaya diri, karena tahu bahwa dengan mengatakan tidak pada komitmen baru sama saja dengan menghormati yang sudah ada saat ini, dan memberi mereka kesempatan untuk berhasil mewujudkannya.

Orang yang kuat secara mental juga tahu bagaimana mengendalikan diri dengan mengatakan tidak pada diri mereka sendiri. Mereka menunda kesenangan sementara dan menghindari tindakan impulsif yang bisa menyebabkan bahaya.

4. Mereka tidak merasa perlu untuk menyenangkan semua orang
Dengan berani mengatakan “tidak”, orang-orang yang kuat secara mental menyadari bahwa mereka tidak perlu menyenangkan setiap orang sepanjang waktu. Mereka tidak takut untuk mengatakan tidak atau berbicara blak-blakan bila diperlukan.

Mereka berusaha untuk bersikap baik dan adil, tapi bisa menangani orang lain yang kesal jika mereka tidak membuat orang-orang tersebut bahagia.

Ketika mereka harus menghadapi orang-orang negatif di sekelilingnya, mereka mendekati situasi secara rasional. Mereka mengidentifikasi emosinya dan tidak membiarkan kemarahan atau frustrasi memicu kekacauan.

Mereka juga mempertimbangkan sudut pandang dari si orang negatif tersebut dan dapat menemukan kesamaan dan solusi untuk masalah. Bahkan ketika situasi telah terlanjut kacau, orang-orang yang kuat secara mental tidak membiarkannya terbenam dalam rasa kesal.

5. Mereka tidak cepat ngambek saat bentrok dengan hal-hal yang tidak bisa dikontrolnya
Anda tidak akan mendengar keluhan dari orang yang mentalnya kuat hanya karena kehilangan barang bawaan atau terjebak kemacetan lalu lintas. Sebaliknya, mereka fokus pada apa yang bisa mereka kontrol dalam kehidupannya.

Mereka menyadari bahwa kadang-kadang, satu-satunya hal yang dapat dikontrolnya adalah sikap mereka dalam situasi-situasi tertentu.

6. Mereka tidak takut ambil risiko
Orang-orang yang memiliki mental kuat tidak takut untuk mengambil risiko, tapi bukan sembarang risiko. Mereka tidak mengambil risiko yang gegabah atau bodoh, tapi tidak keberatan mengambil risiko yang sudah diperhitungkan masak-masak.

Orang-orang yang memiliki mental kuat menghabiskan waktu untuk menimbang risiko dan manfaatnya sebelum mengambil keputusan besar. Mereka sepenuhnya juga mengetahui potensi kerugian sebelum bertindak.

7. Mereka tidak terjebak di masa lalu
Orang yang kuat secara mental tidak membuang waktu untuk bernostalgia di masa lalu dan berharap segala sesuatunya bisa berbeda. Mereka mengakui masa lalunya dan dapat mengatakan apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman tersebut. Namun, mereka tidak terus-menerus menghidupkan kembali pengalaman buruk atau berkhayal tentang hari-hari kejayaan. Sebaliknya, mereka hidup untuk saat ini dan merencanakan masa depan.

8. Mereka berani berubah
Orang-orang bermental sekuat baja tidak berusaha menghindari perubahan. Sebagai gantinya, mereka menyambut perubahan positif dan bersedia bersikap fleksibel. Mereka mengerti bahwa perubahan adalah hal yang tak terelakkan dalam hidup, dan percaya pada kemampuannya beradaptasi.

8. Mereka tidak takut gagal
Orang-orang yang kuat secara mental merangkul kegagalan, karena tahu bahwa jalan menuju kesuksesan dibangun dari eror dan kesalahan. Tidak ada yang pernah mengalami kesuksesan sejati tanpa kali pertama merangkul kegagalan.

Dengan mengakui bahwa Anda berada di jalur yang salah, kegagalan akan membuka jalan bagi Anda untuk sukses. Rasa frustrasi setelah gagal inilah yang memacu Anda memutar otak untuk berpikir secara berbeda untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang baru, dan menemukan solusi yang Anda cari selama ini.

9. Mereka tidak menyerah setelah kegagalan pertama
Mereka tidak melihat kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Ini dikarenakan orang yang bermental kuat tahu di mana dirinya memusatkan perhatian yang menentukan kondisi emosional Anda. Maksudnya, jika Anda terus memikirkan masalah yang dihadapi, itu sama saja Anda menciptakan dan memperpanjang emosi dan stres negatif yang justru menghambat kinerja. Sebaliknya, mereka menggunakan kegagalan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Mereka bersedia terus berusaha sampai bisa melakukannya dengan benar.

10. Mereka tidak membuat kesalahan yang sama berulang kali
Mereka menerima tanggung jawab atas perilakunya dan belajar dari kesalahan masa lalu. Akibatnya, mereka tidak terus mengulangi kesalahan tersebut berulang-ulang. Sebagai gantinya, mereka melanjutkan dan membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

11. Mereka tidak iri terhadap kesuksesan orang lain
Orang-orang yang kuat secara mental dapat menghargai dan merayakan kesuksesan orang lain. Mereka tidak cemburu atau merasa terkhianati saat orang lain mengunggulinya. Sebaliknya, mereka menyadari bahwa setiap kesuksesan datang dengan kerja keras.

Orang-orang yang kuat secara mental tidak menghakimi orang lain, karena tahu bahwa setiap orang memiliki sesuatu hal positif untuk ditawarkan pada dunia. Dan, mereka tidak perlu menjelek-jelekkan orang lain untuk merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain sama saja membatasi potensi kemampuan Anda. Cemburu dan dendam menyedot energi dari hidup. Orang-orang yang kuat secara mental tidak membuang waktu atau energi untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Mereka bersedia bekerja keras demi kesuksesannya sendiri.

12. Mereka tidak mengharapkan hasil instan
Apakah mereka berolahraga untuk memperbaiki kesehatannya atau mengangkat bisnisnya ke pasar yang lebih tinggi. Orang-orang yang kuat secara mental tidak mengharapkan hasil instan. Sebagai gantinya, mereka menerapkan keterampilan dan waktu mereka sebaik kemampuannya dan mengerti bahwa perubahan nyata membutuhkan waktu.

13. Mereka tidak takut sendiri
Orang-orang yang kuat secara mental bisa mentolerir kesendirian dan mereka tidak takut dalam diam. Mereka tidak takut sendirian dengan pikirannya.

Ini dikarenakan mereka bisa menggunakan waktu luang menyendirinya ini untuk menjadi produktif. Mereka menikmati kesendiriannya dan tidak bergantung pada orang lain untuk menemani dan hiburan sepanjang waktu. Meski demikian. mereka tetap bisa bahagia dengan dirinya sendiri.

14. Mereka olahraga
Sebuah studi yang dilakukan di Eastern Ontario Research Institute menemukan bahwa orang-orang yang berolahraga dua kali seminggu selama 10 minggu merasa lebih kompeten secara sosial, intelektual, dan atletik. Mereka juga memiliki citra tubuh dan harga diri yang lebih tinggi.

Terlebih lagi, olahraga tak hanya mendorong perubahan fisik di tubuh mereka yang bertanggung jawab atas peningkatan kepercayaan diri, juga pemikiran positif yang langsung didorong oleh endorfin dari olahraga. Ketika dikombinasikan, keduanya merupakan kunci utama dari kekuatan mental.

15. Mereka cukup tidur
Tidur yang berkualitas erat hubungannya dengan kesehatan mental yang mumpuni. Saat Anda tidur, otak Anda membilas protein beracun dari dalam tubuh, yang merupakan produk sampingan dari aktivitas saraf saat Anda terjaga.

Sayangnya, otak Anda hanya dapat menghapusnya dalam jumlah besar saat Anda sedang tidur. Jadi, ketika Anda kurang tidur, sisa-sisa protein beracun ini tetap ada di sel otak Anda, sehingga menimbulkan malapetaka keesokan harinya, karena mengganggu kemampuan Anda untuk berpikir jernih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI