Rayakan Harkitnas, KBP Pentaskan Tari Topeng Grebeg Sabrang

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 20 Mei 2017 | 15:31 WIB
Rayakan Harkitnas, KBP Pentaskan Tari Topeng Grebeg Sabrang
Pentas tari Topeng Malang Grebeg Sabrang oleh tiga siswa SDN II Polowijen. [Dok KBP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, ratusan murid SDN II Polowijen memadati Kampung Budaya Polowijen (KBP), Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (20/5/2017). Mereka datang dengan didampingi sejumlah guru untuk mendengarkan penjelasan mengenai sejarah KBP yang disampaikan oleh penggagas KBP, Ki Demang.

Usai mendengarkan penjelasan Ki Demang, dilanjutkan dengan pentas tari Topeng Malang Grebeg Sabrang oleh tiga siswa SDN II Polowijen.

Guru tari KBP Indar Chikam mengatakan, sebelum pentas, tiga murid SDN II  Polowijen intens belajar menari selama dua bulan.

Baca Juga: Pendiri Kampung Budaya Polowijen Ajak Anak Belajar Tari Topeng

“Meski persiapan waktunya singkat, saya cukup senang dengan mereka karena cepat memahami gerakan tarinya,” kata Indar.

Indar yang sudah belasan tahun melatih tari pun berharap, anak-anak SD yang ada di Polowijen hendaknya tidak melupakan sejarah besar seni tari Topeng Malang yang melegenda ini. Indar juga berharap, sedari awal mereka harus mulai ikut belajar menari topeng Malangan sebagai wujud melestarikan seni dan budaya di Malang.

“Saya memimpikan anak-anak Polowijen kelak mampu melestarikan topeng Malangan yang sudah melegenda ini, dan menjadikan tari sebagai misi kebudayaan dunia,” ujar Indar.

Salah seorang penari, Alisa mengaku senang bisa mementaskan tari Topeng Grebeg Sabrang ini.

“Saya senang bisa belajar tari Topeng Malangan sebagai warisan sejarah yang dipunyai Kota Malang,” kata murid kelas 5 ini.

Baca Juga: Kampung Budaya Polowijen Jadikan Batik Momen Kebangkitan Nasional

Dalam perkembangannya, tari Topeng Malangan mulai meredup seiring dengan perkembangan jaman. Kurangnya regenerasi dan kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi eksistensi dari kesenian satu ini. Kondisi inilah yang direspon oleh para pengurus Kampung Budaya Polowijen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI