Pesona Tenun Tanimbar Menghiptonis Hingga ke Tokyo

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 17 Mei 2017 | 15:08 WIB
Pesona Tenun Tanimbar Menghiptonis Hingga ke Tokyo
Wignyo menghadirkan Tenun Tanimbar dalam koleksi rancangan yang terinspirasi pakaian tradisional Jepang, seperti kimono, hakama, dan obi bertema 'Metamorphoseast'.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seperti dalam hal warna, tenun Tanimbar yang awalnya hanya terpaku pada warna gelap seperti coklat, hitam, merah, dan biru tua, kini dikembangkan dengan pilihan warna terang.

Program pengembangan tenun yang telah dilakukan oleh INPEX bersama desainer Wignyo Rahadi telah menjadi inspirasi bagi pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, khususnya Kepala Dinas Koperasi dan UKM Elizabeth Werembinan. Mereka melanjutkan pelatihan melalui program TOT dengan mengirimkan enam pengrajin tenun Tanimbar untuk belajar tenun ATBM selama dua bulan di workshop Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat.

Pembinaan secara berkelanjutan tersebut mampu meningkatkan kreativitas dan kompetensi penenun di Tanimbar. Hasil pengembangan tenun Tanimbar pun telah dilirik oleh kalangan desainer untuk diaplikasikan dalam bentuk ready to wear. Bahkan motif tenun Tanimbar pun telah terpilih sebagai salah satu busana seragam yang digunakan oleh Presiden Jokowi dan jajaran kabinetnya.

Tak hanya sampai di situ, Wignyo juga mempersembahkan tenun Tanimbar dalam koleksi rancangan yang terinspirasi pakaian tradisional Jepang, seperti kimono, hakama, dan obi, dengan tema “Metamorphoseast”.

Baca Juga: Kelompok Tenun Sleman Kembangkan Tenun Batik Beragam Motif

Rancangan tersebut menggunakan material tenun Tanimbar hasil pengembangan yang mengangkat motif Ulerati dan untuk pertama kalinya ditampilkan di panggung internasional melalui fashion show di Tokyo, Kamis (6/4/2017).

Fashion show dengan mengangkat tenun Tanimbar ini, kata dia, merupakan hasil kolaborasi Pemda MTB, Tenun Gaya (Wignyo Rahadi), KBRI Tokyo, dan INPEX untuk mempromosikan tenun tradisi masyarakat Tanimbar ke khalayak dunia dan Jepang khususnya.

"Oleh karenanya, saya menampilkan koleksi yang memadukan motif Ulerati dari Tanimbar dengan gaya pakaian tradisional Jepang dalam fashion show ini,” imbuh Wignyo.

Acara fashion show ini sukses dihadiri sekitar 100 orang dari komunitas Jepang, diplomat dari negara-negara sahabat lainnya, dan komunitas Indonesia di Tokyo. Mereka bergerak di bidang tekstil, fashion, budaya, dan pariwisata, serta ingin mengetahui tentang budaya tenun Tanimbar.

Baca Juga: Lekat Bawa Tenun Badui ke London Fashion Week

Motif Ulerati yang bermakna ulat kecil, selain memiliki karakter yang kuat, juga mengandung filosofi kecintaan masyarakat Tanimbar terhadap lingkungan hidup dan apresiasi terhadap metamorfosa yang dialami oleh ulat sebagai bagian dari proses alami kehidupan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI