Suara.com - Dunia digital sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Serbuan perangkat gadget atau gawai, membuat teknologi tersebut menjadi salah satu kebutuhan mendasar masyarakat dalam memudahkan segala macam aktivitas.
Bukan hanya tentang sumber informasi dan hiburan, kini masyarakat Indonesia mulai melihat bagaimana dunia digital bisa menjadi sumber penghasilan mereka. Peluang dalam industri digital bisa beragam. Mulai dari menjadi seller dalam perusahaan e-commerce, menjadi seorang digital entrepreneur atau bahkan mendirikan startup.
"Sesuatu yang konstan di dunia digital adalah perubahan itu sendiri," terang pendiri Girls In Tech, Anantya Van Bronckhorst dalam acara Elevenia, Tiga Wanita Bicara Industri Digital, di Jakarta pada Rabu (26/4/2017).
Anantya memulai kiprahnya di dunia digital pada 2007 lalu dengan mendirikan Think.Web, yaitu sebuah digital agency dalam bidang konsultasi pengembangan usaha ke dunia digital.
Baca Juga: Model Seksi Ini Lelang Keperawanannya, Ditawar Sampai Rp28 Miliar
Sejak dulu Anantya percaya jika dunia digital merupakan industri masa depan yang penuh peluang dan akan terus tumbuh serta bergerak dan berubah mengikuti perkembangan zaman.
"Saat ini kita berada dalam gelombang ketiga fase digital dengan banyak aplikasi human solution. Seperti mobile banking dan ojek online," tambahnya.
Maka dari itu, Anantya melihat, akan sangat banyak muncul berbagai macam aplikasi yang dibuat untuk memudahkan kehidupan masyarakat dalam menangani urusan sehari-hari.
Salah satu sosok perempuan lain yang melihat peluang fase ketiga gelombang digital adalah Cynthia Tenggara pendiri dari Berrykitchen.com. Ia membuka ide bisnis katering berbasis website pada 2012 lalu dan mengaku sempat mendapat kesulitan.
"Sembilan dari sepuluh chef yang saya ajak kerjasama​ menolak, mereka tidak percaya ide katering berbasis website," kata Cynthia dalam acara yang sama.
Baca Juga: Ini Lho Museum Seks yang Bikin Geger Itu
Baik Cynthia maupun Anantya mengaku, jika menjadi perempuan dalam industri digital merupakan tantangan tersendiri karena jumlah perempuan yang berkecimpung dalam industri dunia digital terbilang masih sedikit.
Pun dengan Chief Finance Officer Elevenia, Lila Nirmandari yang mengamini hal tersebut.
"Sebenarnya tidak mudah, pertama mereka (rekan kerja) laki-laki dan ada perbedaan kultural. Tapi perempuan itu multitasking dan itu kelebihan yang membuat saya dapat membantu mengkoordinasi segala hambatan yang saya temui," jelas Lila.
Ketika diminta untuk mensiasati kehidupan seimbang antara kerja dan keluarga, perempuan pasti akan dihadapi rasa dilemma. Untuk itu, Lila meminta agar perempuan lebih realistis dan tidak menutup diri untuk meminta bantuan mengenai urusan rumah tangga kepada orang yang bisa dipercaya.
"Dalam karir kita harus total, setiap pilihan ada konsekuensinya," pungkasnya.