Umumnya para siswa sekolah memperingati hari Kartini dengan peragaan busana melalui karnaval. Kegiatan berbeda dilakukan para siswa SDN Polowijen I Kota Malang, yang melakukan kunjungan ke Kampung Budaya Polowijen dan berziarah ke situs sumur Windu Ken Dedes serta nyekar ke Mpu Topeng Malang Ki Tjondro Suwono (Mbah Reni). yang semua berlokasi dekat dengan kampung budaya Polowijen.
Menurut guru sejarah SD I Polowijen, Sulton Abadi, S.Pd, pentingnya siswa diajak berziarah sekaligus nyekar ke situs dan makam yang ada di Polowijen untuk memperkenalkan sejarah lebih dekat.
"Tujuannya agar para siswa lebih melekat ke ingatan tentang arti pentingnya peninggalan sejarah yang mempunyai kejayaan pada masanya," katanya di Polowijen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/4/2017).
Baca Juga: Kartini Cilik Nyekar di Makam Mpu Topeng Malangan
Sulton juga menegaskan, dengan kegiatan ini diharapkan para siswa dan warga masyarakat turut serta menjaga dan melestarikan situs-situs yang telah ditetapkan oleh Direktorat Cagar Budaya dan Dinas Kebudayaan pariwisata Kota Malang.
Kegiatan yang diikuti oleh 180 siswa dan didampingi para guru tampak hening dan khidmat ketika juru kunci situs Ken Dedes dan makam Mbah Reni, Giyanto menceritakan sejarah Ken Dedes. Para siswa oleh Giyanto juga diajak berdoa diselingi dengan mocopatan, kidung, dan nembang ilir-ilir.
Selesai kegiatan, Giyanto berpesan supaya para siswa menjaga dan merawat sejarah besar di Kota Malang.
"Saya menitipkan masa depan situs tersebut agar tetap dijaga dan lestari," ujarnya.
Diketahui, Ken Dedes semasa hidupnya, dijuluki listu hanya (cantik molek), kaweta yen hayu tan hana amadani rupanira (terkabar sebagai cantik tiada yang menyamainya), rara hayu atau hayu annulus (kecantikan sempurna).
Ken Dedes-lah ibu yang melahirkan keturunan raja-raja besar di Jawa. Sementara, situs sumur Windu Ken Dedes yang terletak di Polowijen itulah yang diyakini sebagai tempat dilahirkannya Ken Dedes dari seorang ayahanda Brahmana Siwa Mpu Purwa pada abad X.