Tak Takut Hadapi Preman
Meski sudah usia lanjut, Ayu tak takut menghadapi preman-preman yang kerap mencoba menggagalkan aktivitas blusukannya ke area rawan HIV seperti lokalisasi. Pernah suatu ketika, ia harus menghadapi 13 preman sekaligus ketika membuat program edutaiment berkedok panggung hiburan guna mengumpulkan para pelanggan WPS.
"Tantangan itu banyak, apalagi preman-premannya. Nggak boleh ada tempat seperti ini, nggak usah urus hal-hal seperti ini, ini punya saya (preman), kata mereka. Perlahan preman saya kumpulkan, mereka maunya duit, saya kasih duit, mereka diem," ungkapnya blak-blakan.
Dalam perjuangnya, Rahayu memang tidak pernah menyinggung pelaku mengenai moral. Menurutnya, hal yang penting adalah kesadaraan seseorang untuk menjaga tubuh mereka dari penyakit kelamin.
Hingga saat ini, Ayu mengaku tak berniat untuk berhenti melakukan blusukan mencari jejak HIV di tempat-tempat yang menjadi incarannya.
"Saya masih kuat, masih bisa, masih mampu," tutup perempuan berpenampilan nyentrik kelahiran Pemalang tersebut kepada suara.com.
Keberaniannya berjuang di lokalisasi demi kesehatan perempuan patut diacungi jempol dan sangat insoiratuf. Tak berlebihan rasanya bila Sri Rahayu disebut sebagai Kartini masa kini.
Blusukan Mencari Jejak HIV ala Sri Rahayu
Jum'at, 21 April 2017 | 09:20 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans
22 November 2024 | 20:15 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI