Traveling Berkualitas Sekali Setahun atau Sering Tapi Seadanya?

Angelina Donna Suara.Com
Kamis, 20 April 2017 | 19:32 WIB
Traveling Berkualitas Sekali Setahun atau Sering Tapi Seadanya?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Liburan akan lebih berkesan kalau sudah direncanakan jauh-jauh hari. Selain bisa menjadwalkan mau pergi ke mana saja, kita pun bisa mengatur bujet yang mau digunakan untuk liburan itu. Artinya, nggak ada cerita bokek atau bahkan utang karena banyak-banyak traveling. Justru traveling akan lebih berkualitas dan memberikan manfaat lebih nyata.

Untung Secara Finansial
Traveling sekali-dua kali dalam setahun jelas lebih bermanfaat secara finansial. Misalnya gaji Rp5 juta per bulan.

Kalau refreshing sebulan sekali biayanya Rp1 juta, setahun udah habis Rp12 juta. Itu kalau sebulan sekali, lho. Sedangkan bujet Rp12 juta lebih dari cukup buat backpacking-an seminggu di Eropa.

Ada pun dari sisa gaji Rp4 juta, Rp3 juta habis buat memenuhi kebutuhan belanja bulanan. Sisanya, Rp1 juta buat bayar tagihan.

Kapan bisa nabung? Kapan bisa beli rumah sendiri?
Dengan merencanakan liburan sejak jauh hari, bisa diatur deh anggaran untuk bermacam-macam pos pengeluaran. Nggak ada keluhan pusing banyak tagihan atau tabungan nggak gemuk-gemuk. Kita bisa hunting tiket murah, termasuk promo. Biasanya harga tiket pesawat akan lebih mahal jika membelinya mendekati hari-H.

Begitu juga soal pilihan hotel. Kita jadi punya lebih banyak waktu untuk membandingkan fasilitas antara satu hotel dan hotel lainnya.

Liburan Malah Stres
Inti liburan adalah menghilangkan stres. Tapi kalau keluar banyak biaya untuk membiayai kegiatan itu terlalu sering, malah stres yang datang. Selain itu, di tempat yang dikunjungi nggak bisa bebas karena mikirin waktu terus. Waktu liburan yang singkat jelas nggak akan mendatangkan kepuasan.

Terlebih jika terjadi sesuatu yang nggak diinginkan. Contohnya seharian hujan, sehingga nggak bisa ke mana-mana. Atau, yang lebih apes, kecurian waktu di bandara atau stasiun. Udah waktu liburan mepet, masih harus ngurus dompet yang hilang seisinya. Bisa-bisa malah liburan di kantor polisi.

Makanya, mending atur jadwal traveling secara matang walau hanya sekali-dua kali dalam setahun. Kepuasan batin haruslah dikejar dalam kunjungan wisata. Sebisa mungkin berlama-lama bertualang dari satu lokasi ke lokasi lainnya saat liburan.

Jika batin terpuaskan, raga akan merespons dengan hal sama. Walhasil, saat kembali ke dunia kerja, pikiran bisa lebih terfokus lagi untuk merengkuh rupiah demi rupiah guna kepentingan masa depan.

Ini yang nggak didapatkan dari terlalu banyak liburan dengan kunjungan seadanya. Malah mungkin cuma dapat capeknya. Meski begitu, mesti diingat bahwa merencanakan liburan sejak jauh hari berpotensi gagal berangkat. Kalau sudah beli tiket lalu terlibat kecelakaan, misalnya, malah nggak jadi berangkat.

Tiap pilihan memang mengandung risiko. Namun risiko traveling sering tapi seadanya lebih menonjol, terutama dari sisi keuangan.


Baca juga artikel DuitPintar lainnya:

Pilihan Kota di Luar Jakarta Habiskan Liburan Akhir Tahun, Berbudget Rp2 Juta

Yang Suka Backpacking Hitung Dulu Mana yang Lebih Hemat, Sendirian atau Ikut Open Trip

Pengin Traveling ke Luar Negeri Gratis? Optimalkan Dong Kartu Kredit Kamu. Jangan Cuma Buat Belanja

Published by

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI