Suara.com - Galeri Nasional Indonesia beserta Rachel Gallery bersama mengadakan sebuah pameran seni kontemporer dari seniman Triyadi Guntur Wiratmo bertajuk "Between The Lines" di Galeri Nasional Indonesia Hall D, Jakarta Pusat.
"Artinya adalah yang tersirat. Tapi jelas kami mengajak teman-teman untuk mencermati apa yang tersurat dari karya-karya Guntur," papar sang kurator, Rizki A. Zaelani kepada media dalam agenda Media Tour di Galeri Nasional Indonesia, Selasa, (11/4/2017).
Menampilkan 15 karya seninya, Guntur membiarkan gambar mengisahkan seribu hal tanpa batasan dan keterangan yang bersifat pasti. "Hal menarik lain, kecenderungan Guntur untuk menafsirkan dengan tema-tema sejarah.
Biasanya seniman langsung bereaksi secara adat, tapi ia memiliki pendekatan histori, membuat kajian, menyisip persepsi sejarah," lanjut Rizki.
Baca Juga: Telantarkan Hak, Jurnalis IFT Laporkan CEO PT Gendaindo Perkasa
Terdapat dua cara atau pendekatan dalam pameran tunggal keempat Guntur kali ini. Pertama, karya yang dipamerkan menggunakan citra perangko dan kedua, menggunakan medium benang. Guntur mengatakan, perangko merupakan penanda sejarah atau kejadian dalam suatu pemerintahan.
Sementara pada karya seni rajut, Guntur lebih menekankan pesan akan ideologi atas tokoh yang ia gambar dalam karyanya.
"Saya kira sejarah menjadi tema penting bagi kita, karena lewar sejarah kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan mengetahui siapa kita sekarang," jelas sang seniman, Triyadi Guntur Wiratmo dalam kesempatan yang sama.
Tokoh-tokoh dunia penting yang menjadi objek lukisan Guntur diantaranya adalah R. A. Kartini, Karl Marx, Ir. Soekarno, Chairil Anwar dan masih banyak lagi.
Pameran digelar selama 13 hari, dimulai tanggal 11 hingga 23 April 2017. Pameran dibuka pukul 10.00 WIB hingga tutup pukul 18.00 WIB.