Gizi dalam Beras Putih Sudah Banyak yang Hilang, Mengapa?

Sabtu, 08 April 2017 | 10:19 WIB
Gizi dalam Beras Putih Sudah Banyak yang Hilang, Mengapa?
Ilustrasi beras. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beras yang paling banyak beredar di pasaran adalah beras putih. Namun tahukah Anda bahwa beras yang berwarna putih itu sudah tak memiliki gizi tinggi kecuali karbohidrat.

Ahli teknologi pangan Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, MP, beras yang paling banyak mengandung nutrisi adalah beras pecah kulit. Warnanya cenderung kecoklatan, karena masih terdapat kulit ari dan lembaga yang menyimpan zat gizi seperti protein, lipid, mineral, serat, dan vitamin B1.

"Beras yang paling bagus itu beras pecah kulit jadi hanya dilepas kulit luarnya. Kulit ari tidak hilang seperti yang terjadi pada beras putih," ujarnya pada sesi workshop Health and Nutrition Journalist Academy (HNJA) di Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Prof Rindit menambahkan, proses penggilingan tanpa kontrol membuat beras putih atau beras sosoh kehilangan hampir 80 persen zat gizi. Hal ini kata dia, turut mempengaruhi status gizi masyarakat Indonesia yang cenderung mengonsumsi beras putih sebagai sumber pangan utama.

"Percuma makan beras yang sudah ditelanjangi zat gizinya. Banyak anak kekurangan gizi. Wajar kalau kita banyak yang kekurangan vitamin B1, sehingga sulit berpikir, lambat bergerak dan mata sayu. Hidup jadi tidak optimal," tambah Prof Rindit.

Ditambah lagi dengan cara pencucian beras yang salah. Prof Rindit menilai masih banyak masyarakat yang keliru dalam mencuci beras. Umumnya beras dicuci sampai bersih dan kulit ari beras yang mengambang dibuang.

"Padahal prinsip mencuci beras hanya menghilangkan benda asing seperti debu, sekam, pasir, kerikil bukan bagian berasnya yang kecoklatan yang dihilangkan," tambah dia.

Prof Rindit pun mengimbau agar pemerintah turut berupaya memperbaiki sistem pengolahan beras di Indonesia, karena berpengaruh pada status gizi bangsa. Ia pun berharap masyarakat semakin cerdas dalam memilih beras yang akan dikonsumsinya.

"Sebaiknya proses pengolahan beras di Indonesia harus diperhatikan. Bagaimana menggiling yang baik. Mesin penggiling diatur gesekan roll 1 dan roll 2 sehingga kulit ari tidak terkelupas," terang prof Rindit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI