Suara.com - Ketika mendengar menu bubur ayam, mungkin Anda langsung membayangkan semangkuk bubur hangat yang biasanya disajikan dengan suwiran ayam, kerupuk, dan sate jeroan.
Bubur ayam memang sudah jadi menu sarapan favorit Indonesia. Namun, apakah sarapan bubur ayam merupakan pilihan yang sehat? Untuk mencari tahu serba-serbi bubur ayam sebagai menu sarapan, simak lima fakta unik yang dihimpun hellosehat.com.
Bagaimana cara mengolah bubur?
Bubur ayam umumnya diproses dari beras putih yang ditanak dengan air dalam jumlah sangat banyak. Karena airnya sangat banyak, beras pun akan kehilangan tekstur khasnya yang kasar menjadi sangat halus. Selain itu, karena dimasak dalam waktu yang lama, pati beras pun jadi menyebar dan menyatu dengan air. Hasilnya adalah bubur polos yang sangat lembut dan kental.
Fakta seputar sarapan bubur ayam
Buat Anda yang sibuk dan mencari sarapan yang mengenyangkan, bubur ayam bisa jadi pilihan yang baik. Akan tetapi, apakah sarapan bubur ayam lebih awet kenyangnya atau justru bikin cepat lapar? Langsung saja simak berbagai fakta menarik soal bubur berikut ini.
Baca Juga: Bob Dylan Terima Hadiah Nobel di Stockholm Pekan Ini
1. Menu sarapan yang rendah kalori
Dibandingkan nasi goreng, nasi uduk, atau nasi kuning, sarapan bubur ayam memang relatif lebih rendah kalori. Pasalnya, untuk menyiapkan semangkuk bubur Anda membutuhkan beras yang lebih sedikit daripada sepiring nasi biasa.
Semangkuk bubur polos mengandung kira-kira 138 kalori. Jika ditambahkan dengan daging ayam, telur, kacang-kacangan, daun bawang, sayur asin, cakwe, dan kerupuk jumlah kalorinya bisa mencapai 290. Jumlah ini masih lebih sedikit dibandingkan menu sarapan nasi lainnya. Pasalnya, semangkuk nasi putih polos saja sudah mengandung 242 kalori.
2. Sarapan bubur ayam bikin Anda lebih cepat lapar
Meskipun kalorinya rendah, bubur ayam memang bikin Anda lebih cepat lapar. Pasalnya, menu sarapan ini tidak begitu kaya akan vitamin, protein, mineral, dan zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas sampai siang hari. Ini karena kandungan terbesar bubur ayam adalah air.
Proses memasak dengan air yang sangat lama juga mengubah struktur beras. Beras yang tadinya penuh vitamin, mineral, protein, dan serat berubah jadi pati yang kandungan utamanya adalah glukosa dan karbohidrat.
3. Sarapan bubur ayam tidak akan membantu turun berat badan lebih cepat
Buat Anda yang sedang diet, sarapan bubur ayam bisa bikin Anda susah turun berat badan. Karena bubur membuat Anda lebih cepat lapar, Anda mungkin jadi tergoda untuk mencari camilan sebelum jam makan siang. Sering mengonsumsi camilan tentu jadi menyulitkan Anda mengendalikan berat badan.
Baca Juga: 'Daging' Khusus Vegetarian Inovasi IPB Ini Bisa Cegah Anemia
4. Bubur lebih cepat meningkatkan gula darah daripada nasi
Jenis karbohidrat dalam bubur ayam adalah karbohidrat sederhana yang mudah diolah tubuh menjadi gula. Maka, mengonsumsi bubur ayam justru bisa meningkatkan gula darah Anda lebih cepat dari nasi putih biasa. Anda yang berisiko atau punya penyakit diabetes sebaiknya membatasi konsumsi bubur untuk mengendalikan kadar gula darah.
5. Ganti beras putih dengan beras merah supaya bubur lebih sehat
Meski tidak begitu umum, Anda bisa mengganti beras putih dengan beras merah untuk masak bubur. Beras merah lebih kaya akan serat dan mengandung karbohidrat kompleks. Ini berarti bubur dari beras merah tak akan meningkatkan gula darah Anda secepat bubur putih. Selain itu, bubur dari beras merah juga akan membuat Anda kenyang lebih lama.