Bayi Gajah Kembali Lahir di Way Kambas

Ririn Indriani Suara.Com
Senin, 27 Maret 2017 | 22:54 WIB
Bayi Gajah Kembali Lahir di Way Kambas
Ilustrasi Gajah [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seekor bayi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) kembali lahir di Elephant Respons Unit atau ERU Tegalyoso Taman Nasional Way Kambas, di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Senin (27/3/2017).

Bayi gajah yang baru lahir ini berjenis kelamin jantan, setelah sebelumnya pada Senin (20/3/2017), satu bayi gajah betina juga lahir di ERU Tegalyoso Way Kambas. Bayi gajah betina itu dilahirkan oleh induknya bernama Riska, dengan berat badan 85 kilogram.

"Hari Senin ini kembali lahir satu ekor bayi gajah dengan jenis kelamin jantan dari induknya Dona, pukul 01.15 WIB," kata Subakir.

Dia menyebutkan bayi gajah jantan itu memiliki berat badan 89 kg dan dilahirkan dalam kondisi sehat. "Kondisi bayi gajah ini sehat, begitu juga induknya," ujar Subakir lagi.

Ia menyatakan dengan kelahiran dua ekor bayi gajah awal 2017 ini, berarti menambah populasi gajah di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Sebelumnya pada 2016, juga telah lahir dua ekor bayi gajah betina yang diberi nama Fitria dari induknya Suli, dan Disti dari induknya Dita.

Wildlife Conservation Socities Indonesia menyebutkan populasi gajah liar di hutan TNWK, Provinsi Lampung saat ini hanya tersisa 247 ekor. Jumlah itu kemungkinan kurang dari perkiraan, menyusul marak perburuan gajah liar untuk diambil gading dan giginya oleh para pemburu liar.

Hasil survei WCS 2002, jumlah gajah liar di hutan TNWK sebanyak 220 ekor. Jumlah ini meningkat lebih banyak pada tahun berikutnya. Hasil survei 2010 disebutkan populasinya berjumlah 247 ekor.

Menurut WCS, jumlah gajah saat ini mungkin saja berkurang dari sebelumnya, mengingat marak perburuan gajah di dalam hutan konservasi taman nasional ini.

WCS pun mengkhawatirkan penurunan populasi gajah liar ini bagi masa depan pelestariannya, terutama keberlangsungan ekosistem di sekitarnya dan bagi ilmu pengetahuan jika gajah di Sumatera ini tidak dijaga bersama-sama. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI