Suara.com - Merdeka pada 16 Desember 1991, Kazakhstan sebagai negara pecahan Uni Soviet gesit mengejar ketertinggalan dalam mempromosikan pariwisatanya ke dunia, termasuk Indonesia.
Dalam Seminar Kazakhstan & Air Astana Agent, Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia memaparkan mengenai keunggulan wisata negaranya di hadapan wartawan dan pelaku agen wisata di Tanah Air.
"Salah satu program spesial pemerintah Kazakhstan adalah untuk mempromosikan pariwisata," jelas Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Askhatt Orabayaand di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Ia mengatakan bahwa Kazakhstan memberikan tawaran wisata yang berbeda bagi Indonesia, karena memiliki iklim, histori dan atraksi wisata yang lain seperti yang ada di sini.
Berlokasi di kawasan Asia Tengah, Kazakhstan merupakan negara di mana perbedaan ras dan kebudayaan timur juga barat bertemu. Wilayah Kazakhstan sendiri masuk dalam kawasan Asia Tengah dan sebagian kecil Eropa Timur.
Untuk urusan visa, Askhatt mengakui negaranya memiliki peraturan visa yang sangat ketat dan mengusahakan agar Indonesia mendapatkan keringanan bebas visa di kemudian hari. "Kedutaan (Kedubes Kazakhstan) telah memberi masukan ke pusat untuk memasukkan Indonesia ke dalam list negara bebas visa," tutur Askhatt.
Beberapa lokasi yang bisa dikunjungi oleh wisatawan Indonesia di antaranya adalah kebun tulip, resort ski di Shymbulak, hiking ke pegunungan Tien Shan dan Altai juga mengunjungi pusat luar angkasa terbesar di dunia, Baikonur Cosmodrome.
Sebagai negara dengan populasi Muslim yang besar yaitu sekitar 70 persen, Kazakhstan juga memberikan tempat wisata ziarah untuk umat Islam seperti Masjid Nur Astana yang merupakan masjid terbesar di Kazakhstan.
Bulan terbaik untuk menikmati negeri dengan ibu kota Astana tersebut adalah pada Maret hingga November.
Untuk sampai ke Kazakhtan, wisatawan Indonesia memang belum populer sehingga belum ada rute langsung dari Indonesia ke Kazakhtan. Namun, wisatawan Tanah Air dapat melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur, Bangkok atau Hongkong terlebih dahulu untuk kemudian terbang ke Almaty atau Astana menggunakan penerbangan langsung Astana Air.
Meski tidak menampik terbukanya rute maupun kerja sama di beberapa bidang, Ashkatt melihat beberapa kendala yang membuat hubungan dua negara belum sempurna. "Secara geografis Indonesia dan Kazakhstan sangat jauh. Kita juga tidak memiliki laut, jadi untuk bekerja sama sangat sulit," tutupnya.