Suara.com - Pernikahan Selmadena dengan Haqi Rais, putra politisi Amien Rais, menghebohkan dunia maya. Selma --yang berstatus berhubungan asmara dengan lelaki di Malang, memilih unuk menikahi Haqi.
Gerah lantaran menuai hujatan netizen, Selma akhirnya menjelaskan alasan kenapa memilih Haqi dan memutuskan kekasihnya di Malang.
Seperti apa penjelasan Selma, simak ulasannya di bawah ini, seperti dikutip dari instagram @selmadena.
Baca Juga: Astaga! Foto-foto Terkenal di Dunia Ini Ternyata Hoax
Menikah Siri
Waktu berjalan, dan aku melewati hari-hariku bersama @haqyrais. Rasanya aneh, dia stranger, dan aku sama sekali nggak mencintai dia. Aneh, sekaligus jahat.
Selama sebulan, aku dan Haqy Rais jalan bareng (no pacaran), karena setiap nonton, dinner, lunch, brunch, apapun itu, selalu ada 'pihak ketiga', entah itu kakaknya,
adikku, atau temennya, pokoknya ada yang 'ngintil' terus jadi nggak pernah berdua!
Tepat sebulan setelahnya, Haqy Rais melamarku, dia nggak mau terlalu berlama-lama, dia merasa sangat klik, merasa ini sudah waktunya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 8 Tuntutan Perempuan Indonesia
Tanggal 27 Agustus 2016, kami melangsungkan pernikahan siri, atau juga dapat disebut perikahan secara agama. Dilangsungkan dengan sangat sederhana, bertempat di
rumahku, dan hanya dihadiri sahabat terdekat dan keluarga.
Masha Allah, aku betul-betul gak bisa menggambarkan perasaanku saat itu.
Aku ke Haqy Rais?
Betul-betul belum jatuh cinta, masih sekadar kagum. Sama kesalehannya, kepintarannya (asli, ini cowok smart banget), sama kecintaannya pada keluarganya, dan masih
banyak lagi!Hehehe
Pernikahanku waktu itu tidak dihadiri oleh Ibu mertuaku, karena waktu itu posisi Ibu di Belanda, untuk mendampingi anak-anak dari kakak kandung Mas Haqy, Mba Tasniem
Rais, yang sedang melangsungkan ibadah Haji. Tapi, Ibu menyaksikan acara pernikahanku secara live via Facetime
Suka nangis sendiri
Setelah menikah siri, aku dan Haqy Rais langsung tinggal bersama. Betul-betul nggak masuk akal!
Tinggal serumah sama stranger, dari bangun tidur sampai mau tidur habisin waktu sama stranger, dan ya ampun, betul-betul nggak paham!
Kadang kalau malam suka nangis sendiri, masih kepikiran mama-papa, adik-adik di rumah, kepikiran masih bisa main sama temen-temen atau nggak, kepikiran takut kekerasan
dalam rumah tangga, kepikiran takut dikekang ini itu, kepikiran macam-macam yang menakutkan seperti kisah-kisah rumah tangga di indosiar hehehe
Tapi benar atau tidaknya ketakutan itu bisa dibuktikan dengan cara menjalaninya.
Bismillah ya Allah mulai hari ini aku adalah istri orang.
Mendadak.
Tanpa persiapan apapun.
Hingga hari ini, aku sudah 4 bulan 'menikah', dan saat ini aku sedang persiapan 'pernikahanku' yang betulan, hehe, maksudnya menikah yang dicatatkan di KUA.
Saatnya melangkah ke depan.
Ingat, masa lalu itu ibarat spion. Kita hanya boleh lihat dengan sekelebat mata, hanya sebagai ancang-ancang agar kedepannya tidak terjadi 'kesalahan yang sama'.
Inilah lelaki sesungguhnya
Pagi tadi aku duduk di jok mobil sambil mikir-mikir, nostalgia dikit, waktu malam itu Haqy Rais ;melamar aku'. Tepatnya, menawarkan aku 'pilihan'
Malam itu Haqy Rais bilang, bahwa ia tidak ingin terlalu berlama-lama membuat aku dibuat bingung pada ketidakpastian.
"Untuk apa sih ada laki-laki datang, bikin risi, nelfon-nelfon, LINE, WA, ngasih perhatian-perhatian kecil, kalau tujuannya bukan untuk PDKT?", katanya.
"Aku betul-betul merasa ini nggak etis, Sel. Aku bukan tipe orang yang suka menyakiti hati orang (pacarmu).
Aku tahu, kamu pasti paham maksud dan tujuanku mendekati kamu dari awal.
Aku tidak akan mengajak kamu berpacaran, kok.
Tapi aku mengajak kamu untuk tegas dalam memutuskan sesuatu.
Jika memang tidak, aku akan berhenti, dan tidak ingin membuang waktuku untuk menunggu kamu, membayangkan kamu setiap fajar mulai tenggelam, dan membuang waktuku untuk
tidak segera mencari sosok istri di usiaku yang sudah tepat untuk menikah.
Namun..
Jika iya, aku ingin segera melamarmu, mengajak kedua orangtuaku, untuk berhadapan dengan orang tuamu, kemudian menikah dengan kamu."
Tegas, penuh arti, dan inilah laki-laki sesungguhnya: Melamar.
Berani tunjukkan keseriusan
Setelah bikin post #HaqySelmaJourney, banyak komen masuk yang sifatnya pro-kontra, direct message IG, LINE pribadi, pun juga dipenuhi orang yang mengkritisi, memuji,
memotivasi, juga konsultasi.
Di sini aku mau menjawab beberapa pertanyaan yang (mungkin) agak mengganjal pikiran sebagian orang
Menurutku, jadi pria sejati itu harus punya tujuan hidup. Mau kerja tahun berapa, nikah tahun berapa, dan goals apa aja dalam hidupnya.
Kita wajib tahu, apakah goals yang ia 'set'sesuai dengan goals kita atau tidak. Apakah mimpi yang hendak ia capai itu selaras dengan tujuan hidup kita atau tidak,
sehingga kita bisa hidup bersama tanpa ada satu pihak pun yang setengah hati menjalaninya.
Yang kedua, jadi pria sejati itu harus punya keseriusan dalam hubungannya. 'Serius' ini bukan hanya persoalan hati saja, tapi hati dan logika, ia harus bisa membuat
wanita-nya yakin, bahwa ia serius dan punya tujuan yang jelas. Di samping itu, tunjukkan bahwa yang ia lalui saat ini itu dilakukan dengan bersungguh-sungguh, demi
masa depan.
Kalau ia sedang merintis karir, ya berikan effort semaksimal mungkin. Kalau ia sedang pendidikan, ya tunjukkan kalau ia punya target yang pasti, peringkat yang baik,
reputasi yang baik, dan plan. Jika tidak, jangan buat wanita-nya mati sia-sia karena menunggu. Jangan sampai terjadi, wanita yang rela mengorbankan waktunya untuk
mendampingi pria dari nol, tapi yang ditunggu nggak worth-it. Nggak punya tujuan dan keseriusan.
Gimana cara nunjukin keseriusan?
Untuk para pria, simpel, kasih tahu tujuan hidupmu dan tunjukin "di mana" posisi calon istrimu nantinya.
Misal, kamu adalah mahasiswa tingkat akhir, posisi calon istrimu adalah menemani kamu skripsian, maka tunjukkan kami bersungguh-sungguh mengerjakan skripsi itu agar
selesai sesuai target dan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, jika tidak berkenan? Jangan paksa dia.
Wanita harus menemani dari nol, harus rela menunggu. Betul.
Tapi yang harus digarisbawahi, jangan sampai menemani dari nol dan menunggu, tapi yang 'ditemani' tidak punya dua poin di atas.
Dan yang ketiga, yang paling mutlak...
Keimanan
Keimanan.
Itu yang utama.
Video ini adalah salah satu kekepoanku ketika ingin cari tahu serpihan-serpihan cerita hidup Haqy Rais di masa lampau, hasil googling lah. Dan ini bikin jatuh hati
haqy rais adalah sosok yang sangat agamis, punya pendirian dalam beragama.
Sosok seperti inilah yang dicari oleh sebagian besar wanita di dunia.
Sosok yang mampu menuntun agar aku bisa jadi lebih baik, sosok yang dapat merubah pola pikirku yang tadinya sangat keduniawian menjadi lebih keakhiratan.
Sosok yang memang tidak pantas untuk ditolak lamarannya.
Aku cuma pengen temen-temen yang berbaik hati baca ini itu paham kenapa aku 'memilih'.
Karena orang yang aku pilih ini bukan terlihat baik karena latar belakangnya.
Tapi karena ia punya tujuan hidup, punya keseriusan (effort), dan ia memang layak untuk ditunggu dan ditemani, dari susah hingga senang.
Menurutku, sosok religius adalah poin terpenting.
Aku rela menunggu, pernah menunggu.
Tapi untuk apa menunggu hal yang tidak diliputi dengan 'keseriusan'?
Terimakasih, Haqy Rais, kamu datang di waktu yang tepat.
Tujuan hidup, serius, dan worth the wait. And luckily, aku tidak perlu menunggu kamu, mungkin Allah baik hati, karena aku pernah menunggu, jadi untuk kamu, Haqy Rais, aku nggak perlu menunggu lagi.
Ayo kita bangun masa depan sama-sama
Semoga menginspirasi