Suara.com - Buku adalah jendela dunia, merupakan sepenggal kalimat yang dulu sempat ramai digaungkan.
Namun kini, saat teknologi mengambil alih sendi-sendi kehidupan kita, buku semakin ditinggalkan dan masyarakat lebih memilih ponsel sebagai sumber informasi mereka.
Hingga akhirnya turun satu peraturan baru yaitu Permendikbud 23/2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yang diharapkan efektif meningkatkan budaya membaca 15 menit sebelum pelajaran sekolah.
Aturan tinggal aturan. Banyak yang menjalankan, banyak juga yang tidak. Sampai pada satu titik, sebuah komunitas berdiri dan berusaha menjalankan mandat tersebut dengan baik.
Mereka adalah komunitas dari Relawan Membaca 15 Menit atau biasa disingkat REM15. Berdiri pada Februari 2015, komunitas REM15 kini sudah memiliki 600 anggota di 16 provinsi di Indonesia.
"Kami melatih relawan, guru, orangtua bahkan asisten rumah tangga dalam upaya menumbuhkan kembali minat baca pada masyarakat," jelas Gufron Amirullah, pendiri Komunitas Relawan Membaca 15 Menit.
Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, ia berharap semua komponen masyarakat dapat bekerja sama membantu anak-anak untuk mencintai buku dengan membuat aktifitas membaca lebih menyenangkan.
Lantas, apa program yang ditawarkan REM15 untuk menumbuhkan kembali minat baca anak-anak? Simak ulasan selanjutnya.
Baca Juga: Inspiratif! Angkie Yudistia, Tuna Rungu yang Sukses Jadi CEO