Suara.com - Pimpinan sanggar Tari Topeng Gunungsari, Jabung, Wartaji mengatakan, untuk menunjang keberadaan sanggar, dia bersama pengurus melengkapi dengan seperangkat alat gamelan dan peralatan pertunjukan lainnya. Hal ini, kata dia, untuk menghidupkan kembali wayang Topeng Malangan Gunungsari yang pernah jaya pada tahun 1960-1980an.
"Setidaknya tiap tahun kami selalu mengadakan gebyak dan ritual bersih desa, dimana warga kami menampilkan tari Topeng Gunungsari," kata Wartaji saat berdialog dengan pengurus Kampung Budaya Polowijen di Jabung, Malang, Jawa Timur, Minggu (26/2/2017).
"Sejak saat itu, kami mulai sering menerima pagelaran, baik acara-acara dari pemerintah setempat, maupun orang yang punya haja," katanya lebih lanjut.
Menyadari pentingnya regenerasi, Wartaji bersama pengurus sanggar giat mendidik generasi muda di Jabung untuk belajar. Mulai menari, menabuh gamelan, dan membuat topeng.
Baca Juga: Inilah Sosok Mbah Kari, Tokoh Penari Topeng Gunungsari
"Tujuannya agar apa yang telah dirintis Mbah Kangsen yang tak lain cucu langsung Ki Tjondro Suwono (Mbah Reni) dari Polowijen dapat bangkit kembali," katanya. *