Suara.com - Bukan bermaksud untuk 'mengomel' tapi wahai para lelaki, kalian sepertinya dalam masalah yang dapat merusak hubungan dengan pasangan.
Sebelum kaum Adam membela diri, tulisan ini tidak bermaksud untuk menyalahkan. Hal ini kadang terjadi bahkan di luar kesadaran.
Dan, mengubah kebiasaan akan membuat perubahan besar pada pasangan, yang artinya baik bagi pernikahan.
Selanjutnya, sadar akan kesalahan-kesalahan dan berusaha memperbaiki kebiasaan tersebut bukan hanya akan berdampak baik bagi pernikahan tetapi juga kesehatan Anda dan pasangan.
Seiring waktu, perasaan negatif yang tidak tersalurkan dapat membuat masalah pada kondisi fisik dan psikologis.
"Stres yang berkembang dalam sebuah hubungan pada setiap pasang karena hal-hal yang berbeda. Biasanya, ketika pasangan datang untuk mencari pengobatan, stres tersebut telah memicu kegelisahan atau depresi pada salah satu pasangan," jelas psikolog Gloria Vanderhorst, PhD.
Berikut ini beberapa kesalahan umum yang kerap dilakukan oleh pria dan bagaimana untuk menyadarinya juga yang tak kalah penting, bagaimana memperbaikinya.
Dimulai dari: Tidak menunjukkan empati
1. Tidak menunjukkan empati
Seorang psikolog, Albert Maslow PhD mengatakan bahwa empati atau kemampuan untuk mengenal dan berbagi perasaan orang lain adalah hal yang paling utama dalam setiap hubungan.
Secara umum, perempuan dikenal lebih baik dalam hal yang mengenai perasaan. "Perempuan ingin perasaan mereka dimengerti dan diakui. Laki-laki harus menemukan itu," kata Maslow yang membuka praktik di Crozet Va.
Dibandingkan untuk mendengarkan, laki-laki lebih cenderung langsung dalam sikap memperbaiki dan itu merupakan sebuah kesalahan.
"Apabila istri mengatakan bahwa ia merasa diabaikan, saat itu itu ingin agar perasaannya dimengerti dibanding berbicara mengenai fakta-fakta," lanjutnya.
2. Pengeluaran Sembrono
Membuat pengeluaran besar seperti membeli mobil tanpa konsultasi dengan istri adalah sebuah kesalahan besar. Faktanya, Psikolog Vanderhorst menempatkan kesalahan tersebut pada posisi kedua dalam kesalahan umum pernikahan. "Laki-laki sering sekali melakukan kesalahan itu," ucapnya.
Mengapa? Secara sadar maupun tidak, laki-laki sering menempatkan diri mereka sebagai pemimpin dalam hubungan. Hal tersebut juga, merupakan sebuah kesalahan. Psikolog Vanderhorst mengatakan sebuah hubungan yang baik akan berbagi kepemimpinan.
3. Egois dalam hal seksual atau tak mengerti sama sekali
Di ranjang, beberapa laki-laki lupa atau lebih parah lagi, tak mengerti bahwa istri mereka menginginkan lebih dibanding yang pasangannya beri.
"Kasih sayang membuat perempuan merasa dicintai dan diinginkan, hal itu adalah inti agar ia terangsang. Laki-laki yang sudah lebih matang biasanya mengerti, tapi anak muda tidak paham mengenai ini," tutur psikolog Maslow.
"Laki-laki memandang seks cukup sebagai hal yang membuat dekat dan memiliki koneksi tapi perempuan ingin koneksi sebelum seks," jelas psikolog Vanderhorst.
4. Mendengarkan dengan cara yang salah
Mendengarkan bukan berarti mengangguk saat istri bercerita mengenai hal yang mengganggunya. Dan laki-laki seperti biasanya, berpikir bagaimana memperbaiki keadaan. "Laki-laki cenderung menganalisis situasi dan menyimpulkan opsi. Itu adalah garansi membuat istri Anda marah," jawab Vanderhorst seperti yang dikutip dari
Apa yang paling istri inginkan adalah berbicara dan memastikan bahwa suaminya terhubung secara aktif dalam pembicaraan. Bukan mencoba menjadi pahlawan dan menyelamatkan harinya tetapi tertarik dengan apa yang istri katakan dan peduli dengan apa yang ia rasakan secara emosional.
"Bukan berarti pasif, mendengarkan mendirikan koneksi yang aktif."
5. Berbagi perasaanmu
Mendengarkan istri adalah hal yang esensial, begitu pun dengan berbicara mengenai perasaan sendiri pada istri.
Banyak lelaki, berpikir bahwa mereka harus menutupi perasaan mereka atau mendapat risiko dianggap lemah. Itu merupakan sebuah kesalahan.
Tidak berbagi perasaanmu dapat menjadi hal yang membuat istri merasa tak berdaya. "Perempuan merasa seperti ia kehilangan koneksi dekat dengan suaminya. Ketika suami menjadi pendiam, istri merasa seperti ia meninggalkannya," ungkap psikolog Maslow.
Maslow mengetahui bahwa membuat laki-laki terbuka akan sangat sulit. Tapi Maslow juga mengatakan bahwa terbuka berarti menunjukkan kekuatan. "Dewasa, laki-laki belajar bahwa ia tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa ia merasa ketakutan. Tapi mwnjadi terbuka membuat risiko, dan hal tersebut membutuhkan keberanian.
6. Menjadi dominan
Menjadi laki-laki bukan berarti memiliki kuasa. Tapi banyak laki-laki tidak mengerti hal tersebut. "Mereka mencoba mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara menjadi dominan. Hal tersebut bukan berarti menuntut dan mencoba berkuasa atas istri. Perempuan akan pergi jika demikian," ucap Maslow.
Serupa dengan Maslow, psikolog Vanderhorst setuju jika terkadang laki-laki bertingkah melebihi kapasitasnya dalam hubungan. Laki-laki seharusnya bersifat menerima, suportif dan peduli. "Diri terbaik kita muncul pada sebuah hubungan dengan orang lain bukan sebagai entitas independen," tutup Vanderhorst. (Risna Halidi)