Suara.com - Hingar bingar musik dangdut koplo terdengar ketika saya melangkahkan kaki di sebuah bangunan baru yang diberi nama RTH/ RPTRA Kalijodo.
Asal suara itu bukan dari tempat karaoke yang dulu menjamur di kawasan ini. Melainkan lantunan musik yang mengiringi ibu-ibu yang tinggal di sekitaran Kalijodo untuk melakukan senam aerobik.
Anak-anak juga tampak menikmati kegiatannya bermain sepeda, sepatu roda, sambil menunggu ibu mereka selesai senam. Di sudut lain, bapak-bapak tampak asyik mengawasi putra-putri mereka sambil menikmati alunan dangdut koplo yang membuat tubuh ingin berjoget.
Sedangkan para muda-mudi asyik bercengkrama di bangku-bangku berbahan semen yang tersebar di sekitar kawasan ini. Ya, semua tampak asyik menikmati malam minggu mereka yang murah meriah. Kalijodo, telah berubah wajah.
Samalun, warga kecamatan Penjaringan yang tinggal tak jauh dari RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Kalijodo ini tak bisa menutupi kebahagiaannya memiliki tempat untuk berkumpul bersama tetangga dan keluarganya disini.
Dulu, ketika kawasan ini masih menjadi tempat prostitusi, Samalun biasanya menghabiskan malam minggu di rumah. Kalaupun ingin berlibur, Ancol atau Kota Tua menjadi pilihannya.
"Tapi ya gitu jauh. Kalau ke Ancol harus bayar. Bawa anggota keluarga 6 orang, sudah habis berapa," ujar Samalun kepada Suara.com.
Oleh sebab itu, perubahan Kalijodo saat ini memang menyenangkan bagi Samalun dan keluarganya. Ia dan keluarga bebas berkumpul tanpa dipungut biaya apapun. Senyum terus mengembang di wajah Samalun saat menceritakan perubahan drastis Kalijodo ini.
Sambil mengamati apa saja yang ada di kawasan ini, saya melihat ibu-ibu begitu semangat mengikuti gerakan trainer di atas panggung. Peluh keringat sesekali mengucur dari wajah mereka. Jika dihitung, mungkin jumlah mereka bisa mencapai 100 orang.