Sebuah hotel di Tokyo mengingkari kecenderungan buku digital saat ini dengan menarik tamu yang lebih suka bergumul dengan buku tradisional berbahan kertas.
Buku dan Kamar, ragam baru dari jenis hotel kapsul yang terkenal di Jepang, menawarkan ruang seukuran kamar kecil, yang dindingnya dipenuhi rak berisi buku.
Dari dinding, langit-langit dan hampir sebagian besar dekorasi hotel itu dipenuhi dengan 3.200 buku dari beraneka ragam bahasa.
Sebuah ruang bersama, yang menjadi aula, diperuntukkan bagi pengunjung yang datang pada siang hari, tempat mereka dapat berbagi pengalaman dan membaca buku bersama.
"Banyak tamu berada di ruang besar bersama-sama, sehinga kita bisa saling berbincang dan bersantai," kata pelajar Natsuki Suno, yang sedang beristirahat dari belajar.
Hotel itu, yang dibuka pada 18 bulan lalu, memiliki 60 kamar dilengkapi dengan kasur dan lampu baca.
Tarip kamar bergantung pada jenis ruang, antara 3.800 Yen atau sekitar 33 dolar (sekitar 400.000 rupiah) hingga 4.800 yen atau 42 dolar (sekitar 500.000 rupiah).
Tetamu siang hari dapat duduk di sofa di sudut aula dengan tarip 500 yen (Rp60.000) per jam.
Kei Asai, pemimpin Buku and Kamar, mengatakan ingin menawarkan yang berbeda dari hotel kapsul.
"Alasan saya menuangkan gagasan ini adalah bahwa saya ingin hotel yang menjadi tempat mengantuk saat melakukan sesuatu yang menyenangkan," katanya.