Asita Dorong 7.000 Anggota Segera Go Digital

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 10 Januari 2017 | 15:03 WIB
Asita Dorong 7.000 Anggota Segera Go Digital
Ilustrasi agen perjalanan wisata. [Shuttertstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada yang istimewa dari Ulang Tahun Association of The Indonesia Tours and Travel Agences (ASITA) ke-46 tahun ini. HUT itu sendiri jatuh pada Sabtu (7/1/2017) dan dimeriahkan pada Senin (9/1/2017)di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta. Ketua Umum ASITA, Asnawi Bahar menghimbau kepada sekitar 7.000 anggotanya untuk segera Go Digital!

"Karena, cepat atau lambat, digitalisasi itu tidak bisa dihentikan, juga tidak bisa direm, progres-nya. Semakin lambat mengantisipasi, semakin jauh tertinggal dari negara lain, dan ujungnya kita hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Bukan menjadi tuan rumah, yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk bisnis pariwisata di tanah air," kata Asnawi dalam keterangan tertulis, Selasa (10/1/2017). 

HUT itu kali ini dilangsungkan Gedung Kemenpar. ”Tujuan utamanya untuk meningkatkan konsolidasi para pengurus dan anggota ASITA sekaligus mendekatkan ke masyarakat Pariwisata, sehingga seluruh target Kemenpar di tahun 2017 bisa berjalan lancar dan sukses karena kita saling bersinergi,” ujar Asnawi.

Pilihan tempat di Gedung Sapta Pesona itu menjadi tepat, karena Kemenpar juga sedang getol-getolnya mengembangkan Go Digital untuk memajukan sector yang oleh Presiden Joko Widodo sudah dijadikan core economy bangsa ini. Asnawi Bahar menyadari, ada banyak hal yang sangat penting dan harus segera dikuasai oleh para anggotanya di tahun 2017 ini.

Baca Juga: Pemerintah Minta Potensi Pariwisata Bahari Dijaga

“Saat ini zaman telah jauh berbeda, dunia teknologi informasi telah bergeliat seakan tiada henti. Untuk itu semua harus segera Go Digital. Kehadiran dunia IT dengan segala perkembangannya telah membuat persaingan usaha penyedia jasa perjalanan wisata juga semakin sulit terkendali. Semakin sulit membedakan antara yang legal dan yang illegal. Namun keberadaan ASITA tentu dapat menjadi pembeda di antara keduanya,” beber Asnawi.

Asnawi memaparkan, sejumlah kegiatan menyambut HUT ASITA ke-46 antara lain; bakti sosial, seremoni, gathering, serta tabur bunga ke makam tokoh/pejuang pariwisata di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta pada 7 Januari 2017. Berbagai kegiatan memperingati HUT ASITA ke-46 dipusatkan di Jakarta dan Pulau Samosir, Sumatera Utara, sedangkan sosial serupa juga dilakukan oleh masing-masing Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASITA yang tersebar di 34 provinsi.

”Diharapkan kehadiran ASITA memantapkan perannya sebagai mitra Kemenpar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Sebagai salah satu caranya, ASITA dapat meningkatkan kapasitas anggotanya sehingga tetap dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjawab kebutuhan dan tantangan dalam pengembangan kepariwisataan,” kata Asnawi.

Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan HUT ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies) ke-46 dan ASITA Awards yang dapat dijadikan sebagai memomentum untuk meningkatkan sinergisitas dalam rangka mendukung program pemerintah menjadikan pariwisata sebagai leading sector yang tahun 2017 ini mentargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air dan akan meningkat menjadi 20 juta wisman dan 275 juta wisnus pada 2019 mendatang.

“Dalam perjalanannya hingga usianya ke-46 tahun, ASITA telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan kepariwisataan nasional. Di usianya yang cukup dewasa yang ditandai dengan kemajuan pesat teknologi digital saat ini, pelaku usaha perjalanan yang tergabung dalam ASITA kini juga dihadapkan banyak tantangan sekaligus menjadi acaman. Untuk ini industri jasa perjalanan di tanah air harus segera mengantisipasi perubahan saat ini dengan kreatif,” kata Menpar Arief Yahya.

Arief Yahya menjelaskan, di era digital saat ini telah mengubah perilaku masyarakat yang menginginkan kebutuhan sesuatu serba cepat dan mudah, termasuk para wisatawan yang akan melakukan perjalanan (traveler); mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay) dilakukan secara digital. “Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital,” kata Menpar Arief Yahya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI