Berburu Suvenir di Camden Market London

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 09 Januari 2017 | 01:37 WIB
Berburu Suvenir di Camden Market London
Camden Market di London, Inggris. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Camden Market, pasar atau pusat perbelanjaan produk fashion, sepatu serta jaket dan benda seni juga dikenal sebagai pusat penjualan suvenir atau cendera mata di London yang terlengkap dan murah meriah.

Aneka suvenir itu seperti gantungan kunci, tempelan kulkas, kaos t-shirt, tas yang bertuliskan London atau gambar Union Jack, yang setiap hari dipadati pengunjung dan menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara.

Pasar Camden sudah ada sejak tahun 1974 berada di wilayah Camden Town dan sejak tahun 2000 Kerajaan Inggris menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat penjualan suvenir terlengkap di London yang dibuka 364 hari setahun dan hanya tutup pada satu hari saat perayaan Hari Natal.

Di Camden Town juga dikenal sebagai tempat tinggal penyanyi Inggris meraih Best British Female Artist, Amy Winehouse yang meninggal dunia dalam usia 27 tahun karena keracunan alkohol bulan Juli 2011.

Baca Juga: Enam Bonek Tewas di Subang Akibat Miras

Juga tempat artis dan musisi Inggris mengawali kariernya di club malam yang ada di Camden seperti club Underworld yang dikenal dengan musik cadasnya dan juga ada gedung tempat musik jazz kenamaan manggung.

Selain itu, Camden Market juga menarik perhatian musisi Mick Jagger, Bob Dylan, Bette Midler, Eric Clapton, Barbara Streisand, David Bowie, Naomi Campbell, Giorgio Armani, Boy George dan Sir Paul McCartney berbelanja, bahkan bintang rock Prince pernah membuka toko untuk penggemar di dekat Lock di Chalk Farm Road.

Jalan Camden Town yang panjangnya sekitar satu kilometer terdapat banyak pertokoan tidak saja toko suvenir menjual berbagai macan cendera mata khas Inggris tetapi juga produk fashion, busana para artis dan barang-barang KW seperti tas dan scarf serta sepatu bermerek juga kaos t-shirt dan assesori punk rock.

Yang menarik di atas toko dihiasi berbagai hiasan seperti sepatu ukuran raksasa, kartu remi, patung yang mengundang perhatian pengunjung Camden Town.

Bersambung, klik halaman berikutnya

Baca Juga: Persib Raih Tim Fairplay, Albeto Goncalves Jadi Topskor ISC

Berkunjung ke Camden Town mengingatkan penulis akan Cihampelas di Bandung, "mirip sekali," berdesakan, ujar Bintari Sitti Wahyuna yang berkunjung ke London untuk mengunjungi putrinya yang kuliah di sana, turut didampingi suaminya, Arifien Sutrisno, saat berbincang dengan Antara London.

Menurut keterangan yang dihimpun, setiap tahun Camden Town dikunjungi sekitar 28 juta tamu termasuk wisatawan mancanegara dan juga dari Indonesia tentunya selain memburu suvenir yang murah meriah dan juga banyak kalangan artis Indonesia berkunjung untuk membeli properti atau sekedar berfoto "selfie".

Sekelompok pekerja seni membuka tempat foto di dekat stasiun dengan perlengkapan acara minum teh karena Inggris dikenal memiliki tradisi minum teh. "Kami sempat berfoto dengan gaya kerajaan Inggris minum teh," ujar Nining yang berlibur bersama suami dan kedua putri mereka yang beranjak remaja.

Berkunjung ke Camden Town tidak terlalu sulit dengan menggunakan kereta api bawah tanah disebut underground berada di jalur Nothern Line yang berwarna hitam berada di zona dua menuju arah ke daerah Edgware, atau bisa juga dengan bus warna merah yang melewati jalan Camden Town.

Turun dari kereta pengunjung Camden Town bisa langsung naik tangga jalan dan keluar stasiun disambut seniman jalanan melantumkan lagu rock atau melakukan aktobat dan bila beruntung bisa jumpa dengan Djbooth yang berdiri tepat di depan pintu stasiun kereta bawah tanah Camden Town yang mengamen menggunakan topeng kakek-kakek dan menyebut dirinya DJ Grandpa.

Selain itu juga ada beberapa pemuda menawarkan CD yang memproduksi sendiri lagu yang mereka nyanyikan dan head-phone di pinggir jalan, adalah musisi independen yang ingin meminta pendapat publik akan karyanya.

Keluar dari stasiun ke arah kanan pengunjung disambut dengan pertokoan dan pasar Camden market yang menjual kaos atau t-shirt dan hoodies, polo dengan gambar dan kata-kata yang mengundang senyum selain t-shirt bertuliskan "I love London" juga ada tulisan cukup panjang "Put me back in London I need to get to know the place again," dan kaos bertuliskan "Keep calm so shut up", "The only think we have to fear is fear, serta tulisan yang cukup penarik "3 Apples change the world Adam's- Isaac's and steve's dengan gambar tiga buah apple dan banyak lagi serta t-shirt bergambar penyanyi kenamaan di antaranya foto Amy Winehouse.

Di sepanjang jalan yang terdapat ratusan toko yang diatas atapnya dihias macam-macam gambar seperti kartu remi, sepatu ukuran raksasa dan juga ular naga tidak saja menjual souvenir, juga barang antik dan kacamata serta baju fungky, jaket, topi dan katanya juga ada yang menjual mariuana dan toko yang melayani pembuatan tatto.

Menyusuri jalan Camden Town selain menjual kaos layaknya pasar tanah abang atau blok M, souvenir juga terdapat restauran Inggris yang terkenal dengan menu Fish and Chips dan yang menarik juga ada minuman orange juice segar dan warung yang menjual makanan dengan menu Asia seperti mie goreng dan carry Thailand dan lainnya di depan pintu masuk Camden Lock.

Dari Camden Market berjalan menuju Stabble market terdapat jembatan yang membelah jalan Camden Town dan pintu air yang disebut dengan Camden Lock yang diakui secara universal Camden Lock adalah salah satu pasar yang paling terkenal di dunia.

Kios-kios kecil menjajahkan barang kerajinan yang ikonik dirasakan mulai hidup sebagai sebuah cluster lokakarya kerajinan oleh Bupati Canal dan berkembang menjadi salah satu pusat saraf yang paling penting bagi kota London dari pekerja kreativitas menyatu dengan perdagangan.

Pasar dikemas dengan kios-kios yang menjajahkan sepatu yang dilukis , produk fashion, kerajinan tangan dan perhiasan, memorabilia musik, benda-benda seni masa lalu, barang antik dan juga kios makanan seperti pujasera yang menjual berbagai jenis makanan mancanegara seperti masakan meksiko, peela dari Spanyol dan juga ada yang menjual makanan Indonesia seperti nasi rendang.

Bersambung, klik halaman berikutnya

Di Camden lock terdapat banyak kios dulunya diyakini sebagai kandang kuda yang dikenal sebagai Stable Market yang sudah ada sejak tahun 1854 itu terliat dengan banyaknya patung kuda yang terbuat dari bronze dengan berbagai ukuran dan bahkan ada dalam ukuran sesungguhnya. Di Stable Market juga dikenal dengan menjual barang-barang vintage asal Inggris yang berasal dari tahun 1950-an.

Di Stable Market sejak beberapa waktu lalu dipasang bangku layaknya di pinggir pantai untuk tempat orang yang suka berjemur.

Stabble Market dulu dikenal sebagai tempat penjual barang antik dan juga ada toko yang khusus menyediakan tempat untuk berphoto yang dikenal dengan Camden Old Time Photo dengan berbagai gaya tidak hanya gaya victorian tetapi juga photo bergaya Tutor serta Gangster dan Cowboy.

Pasar ini selalu ramai dikunjungi turis yang datang bukan hanya untuk berbelanja. Sebagian ada yang datang hanya untuk menikmati makanan dan jajanan di area Pujasera Camden Market yang juga banyak menjual makanan halal. Pujasera di area Camden Market ini selain menjual makanan halal, juga terdapat banyak makanan Asia, Meksiko, dan Inggris. Terdapat pula snack atau kudapan seperti crepes dan waffle dengan berbagai variasi topping.

Di Stable Market terdapat bangunan pasar dekat kanal yang dulunya disebut sebagai rumah sakit kuda di zaman Victoria dan pada tahun 2014 dijadikan tempat penghormatan sekaligus peletakan patung biduanita Inggris Amy Winehouse.

Mendiang Amy Winehouse tinggal dan menghabiskan masa hidupnya di Camden itu menjadi tempat yang wajib dikunjungi bagi pengemar musik di Inggris. Bahkan penyanyi Prince yang telah tiada yang dikenal dengan lagu Purple Rain mempunyai toko memorabilia di Camden Lock. Cara Inggris menarik wisatawan sekitar 60 sampai 70 juta per tahun patut ditiru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI