Berburu Suvenir di Camden Market London

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 09 Januari 2017 | 01:37 WIB
Berburu Suvenir di Camden Market London
Camden Market di London, Inggris. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berkunjung ke Camden Town mengingatkan penulis akan Cihampelas di Bandung, "mirip sekali," berdesakan, ujar Bintari Sitti Wahyuna yang berkunjung ke London untuk mengunjungi putrinya yang kuliah di sana, turut didampingi suaminya, Arifien Sutrisno, saat berbincang dengan Antara London.

Menurut keterangan yang dihimpun, setiap tahun Camden Town dikunjungi sekitar 28 juta tamu termasuk wisatawan mancanegara dan juga dari Indonesia tentunya selain memburu suvenir yang murah meriah dan juga banyak kalangan artis Indonesia berkunjung untuk membeli properti atau sekedar berfoto "selfie".

Sekelompok pekerja seni membuka tempat foto di dekat stasiun dengan perlengkapan acara minum teh karena Inggris dikenal memiliki tradisi minum teh. "Kami sempat berfoto dengan gaya kerajaan Inggris minum teh," ujar Nining yang berlibur bersama suami dan kedua putri mereka yang beranjak remaja.

Berkunjung ke Camden Town tidak terlalu sulit dengan menggunakan kereta api bawah tanah disebut underground berada di jalur Nothern Line yang berwarna hitam berada di zona dua menuju arah ke daerah Edgware, atau bisa juga dengan bus warna merah yang melewati jalan Camden Town.

Baca Juga: Enam Bonek Tewas di Subang Akibat Miras

Turun dari kereta pengunjung Camden Town bisa langsung naik tangga jalan dan keluar stasiun disambut seniman jalanan melantumkan lagu rock atau melakukan aktobat dan bila beruntung bisa jumpa dengan Djbooth yang berdiri tepat di depan pintu stasiun kereta bawah tanah Camden Town yang mengamen menggunakan topeng kakek-kakek dan menyebut dirinya DJ Grandpa.

Selain itu juga ada beberapa pemuda menawarkan CD yang memproduksi sendiri lagu yang mereka nyanyikan dan head-phone di pinggir jalan, adalah musisi independen yang ingin meminta pendapat publik akan karyanya.

Keluar dari stasiun ke arah kanan pengunjung disambut dengan pertokoan dan pasar Camden market yang menjual kaos atau t-shirt dan hoodies, polo dengan gambar dan kata-kata yang mengundang senyum selain t-shirt bertuliskan "I love London" juga ada tulisan cukup panjang "Put me back in London I need to get to know the place again," dan kaos bertuliskan "Keep calm so shut up", "The only think we have to fear is fear, serta tulisan yang cukup penarik "3 Apples change the world Adam's- Isaac's and steve's dengan gambar tiga buah apple dan banyak lagi serta t-shirt bergambar penyanyi kenamaan di antaranya foto Amy Winehouse.

Di sepanjang jalan yang terdapat ratusan toko yang diatas atapnya dihias macam-macam gambar seperti kartu remi, sepatu ukuran raksasa dan juga ular naga tidak saja menjual souvenir, juga barang antik dan kacamata serta baju fungky, jaket, topi dan katanya juga ada yang menjual mariuana dan toko yang melayani pembuatan tatto.

Menyusuri jalan Camden Town selain menjual kaos layaknya pasar tanah abang atau blok M, souvenir juga terdapat restauran Inggris yang terkenal dengan menu Fish and Chips dan yang menarik juga ada minuman orange juice segar dan warung yang menjual makanan dengan menu Asia seperti mie goreng dan carry Thailand dan lainnya di depan pintu masuk Camden Lock.

Baca Juga: Persib Raih Tim Fairplay, Albeto Goncalves Jadi Topskor ISC

Dari Camden Market berjalan menuju Stabble market terdapat jembatan yang membelah jalan Camden Town dan pintu air yang disebut dengan Camden Lock yang diakui secara universal Camden Lock adalah salah satu pasar yang paling terkenal di dunia.

Kios-kios kecil menjajahkan barang kerajinan yang ikonik dirasakan mulai hidup sebagai sebuah cluster lokakarya kerajinan oleh Bupati Canal dan berkembang menjadi salah satu pusat saraf yang paling penting bagi kota London dari pekerja kreativitas menyatu dengan perdagangan.

Pasar dikemas dengan kios-kios yang menjajahkan sepatu yang dilukis , produk fashion, kerajinan tangan dan perhiasan, memorabilia musik, benda-benda seni masa lalu, barang antik dan juga kios makanan seperti pujasera yang menjual berbagai jenis makanan mancanegara seperti masakan meksiko, peela dari Spanyol dan juga ada yang menjual makanan Indonesia seperti nasi rendang.

Bersambung, klik halaman berikutnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI