Suara.com - Masturbasi adalah salah satu dari sekian banyak topik yang tabu untuk diperbincangkan di tengah masyarakat, dianggap tak senonoh dan kurang pantas. Terbatasnya akses informasi akurat seputar onani pada akhirnya mengarah ke begitu banyak kesalahpahaman dan mitos tentang masturbasi.
Padahal, masturbasi dilakukan bukan tanpa alasan. Pada lelaki, aksi seks solo ini menjadi cara alami untuk mengganti kloter sperma lama dengan yang lebih baru, sehat dan berkualitas.
Ditemukan bahwa semakin lama seorang lelaki tidak bermasturbasi, semakin banyak jumlah sperma yang “dimuntahkan” kembali oleh vagina melalui air mani yang mengalir keluar pasca-seks, alias flowback sperm. Semakin muda “usia” dan semakin segar sampel sperma lelaki, akan semakin besar kemungkinan para perenang andal ini untuk lebih diterima oleh saluran reproduksi perempuan untuk proses pembuahan.
Pada perempuan, orgasme yang sering diperoleh melalui masturbasi, juga dikaitkan dengan kemampuan penyimpanan sperma yang lebih tinggi. Orgasme juga dipercaya mampu memberikan perempuan insentif untuk lebih terlibat aktif dalam hubungan seks, dan oleh karena itu meningkatkan peluang mereka bereproduksi.
Menanggalkan segala ketabuan dan mitos tentang masturbasi adalah langkah pertama untuk lebih bisa memahami aktivitas mandiri yang unik dan sehat ini. Baca terus untuk mengetahui mana yang fakta dan yang cuma bisik tetangga soal masturbasi.
Berikut berbagai mitos tentang masturbasi yang salah besar yang dihimpun hellosehat.com.
1. Masturbasi bikin mata buta
Tidak benar. Tidak ada dasar ilmiah atau medis kuat untuk mendukung mitos tentang masturbasi menyebabkan kebutaan. “Dengan begitu banyak orang yang melakukannya, ilmu kedokteran tentu akan memiliki banyak kesempatan untuk menentukan apakah masturbasi menyebabkan masalah medis. Pada kenyataannya, tidak ada kebutaan, cacat, kesuburan, masalah mental, atau masalah lain, besar maupun kecil, yang pernah dikaitkan dengan masturbasi,” ungkap dr. Michael Ashworth, Ph.D, dilansir dari Psych Central.
2. Masturbasi bikin lutut “kopong”
Tidak benar. Banyak mitos tentang masturbasi, seperti yang satu ini, datang dari keyakinan turun-temurun di tengah bahwa seks hanya dimaksudkan untuk proses reproduksi. Karena tujuan seks solo ini bukan untuk meneruskan keturunan, masturbasi dianggap sebagai masalah. Masturbasi kadang memang membuat Anda terasa lelah, tapi segala keluhan yang Anda miliki soal lutut yang berderik atau terasa nyeri bukan berasal dari masturbasi.
Lutut berderik kesat yang Anda sesekali dengar ketika ngulet atau berjalan berasal dari penumpukan gas di ruangan kosong sekitar sendi yang membentuk gelembung udara kecil di cairan sinovial (pelumas lutut). Beberapa gelembung ini bisa pecah dan ligamen otot lutut dapat tertarik atau terasa kesat. Ini terjadi pada semua orang dari waktu ke waktu.
3. Masturbasi bikin rambut rontok, jerawatan, tumbuh rambut di telapak tangan
Tidak benar. Tidak ada dasar ilmiah atau medis kuat untuk mendukung mitos tentang masturbasi ini. Bisik tetangga yang bercerita bahwa masturbasi bisa bikin jerawatan juga masih diragukan.
Teorinya, sering masturbasi dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan hormon androgen di luar batas yang dapat memicu panen jerawat hormon. Namun, sebagian besar dermatologis menganggap kaitan ini terlalu dipaksakan.
Di sisi lain, kelebihan produksi hormon seks dan neurotransmiter ini dilaporkan dapat menyebabkan kemungkinan efek samping lain, seperti kelelahan, rambut rontok, kehilangan memori, penglihatan kabur, kebocoran air mani, dan nyeri di selangkangan.
Akan tetapi, untuk bisa mencapai semua efek samping negatif ini, Anda akan diharuskan untuk bermasturbasi secara gila-gilaan — yaitu masturbasi setiap hari, beberapa kali sehari, selama beberapa tahun.
4. Masturbasi membuat sulit ereksi
Tidak benar. Disfungsi ereksi, alias impotensi, bukan hasil langsung dari masturbasi.
“Apa yang bisa terjadi, baik untuk lelaki dan perempuan, adalah Anda masturbasi terlalu sering sehingga saraf di sekitar alat genitalia Anda jadi sangat familiar dengan sentuhan tertentu, misalnya dari getaran vibrator atau tangan Anda sendiri,” kata Susan Kellog-Spadt, PhD, direktur pengobatan seksual perempuan di Center for Pelvic Medicine, Pennsylvania, dilansir dari Everyday Health.
Karena itu, ungkapnya, Anda jadi ‘mati rasa’ dengan sensasi yang itu-itu saja dan merasa lebih sulit untuk mencapai orgasme dengan pasangan.
5. Masturbasi bisa mencederai alat kelamin
Tidak benar. Kecil peluangnya alat kelamin Anda akan rusak akibat masturbasi, baik dengan tangan atau bantuan mainan seks. Tujuan biologis dari hidup adalah untuk membuat kehidupan baru, sehingga alat kelamin telah berevolusi selama ribuan tahun menjadi organ tubuh yang kuat dan tahan banting.
Tapi masturbasi bisa menjadi berbahaya pada beberapa kesempatan tertentu, sama seperti perilaku obsesif kompulsif lainnya, seperti berjudi atau ketergantungan alkohol.
Ada kemungkinan bahwa masturbasi obsesif (beberapa kali dalam sehari) dapat membuat kulit organ kelamin menjadi terasa panas terbakar dan teriritasi akibat gesekan konstan tanpa henti. Atau, sialnya lagi, penis atau barang lainnya terjepit dan terjebak dalam upaya masturbasi tanpa tangan melalui penggunaan barang-barang rumah tangga (mentimun, pisang, vacuum cleaner; mainan seks “alternatif” yang paling sering diburu).
6. Masturbasi membunuh dorongan seks
Tidak benar. Ketika masturbasi, Anda bisa benar-benar terangsang, yang dapat mengantarkan Anda pada pengalaman orgasme yang sangat nyata. Jadi pada gilirannya, seks solo ini membantu Anda menjelajahi apa yang Anda suka dan tidak suka sehingga akan memudahkan Anda berkomunikasi dengan pasangan untuk seks yang lebih baik.
Sering masturbasi juga tidak menghabiskan “kuota” semua orgasme Anda. Manusia tidak dilahirkan dengan jumlah orgasme yang dibatasi.
Akan tetapi, sama halnya dengan perilaku obsesif-kompulsif lainnya, masturbasi ekstrem dapat mengurangi minat pada seks pasangan.
Oleh karena itu, bagi Anda yang terlibat dalam hubungan komitmen perlu bekerja sama dan mendiskusikan frekuensi aktivitas seksual yang nyaman bagi kedua belah pihak — termasuk mendiskusikan bagaimana cara menyelipkan satu-dua sesi masturbasi tanpa mengganggu panasnya aktivitas Anda berdua di ranjang.
Di sisi lain, akan masuk akal untuk mengurangi frekuensi seks solo demi kepentingan mempertahankan frekuensi aktivitas seksual yang telah disepakati.
7. Mastubasi tak ada gunanya
Tidak benar. Kenyataannya, dokter mengatakan masturbasi memiliki beragam manfaat medis. Orgasme yang sering dicapai sebagai hasil dari seks, sendiri atau bersama pasangan, melepaskan endorfin ke dalam tubuh.
Hormon ini dapat membantu menghilangkan stres, meredakan ketegangan seksual, membantu Anda tidur lebih baik, meningkatan resistensi terhadap infeksi ragi, dan meningkatkan metabolisme tubuh, dilaporkan oleh Medical Daily.
Orgasme juga merupakan pembunuh rasa sakit alami, sehingga dengan masturbasi Anda mampu memerangi migrain, sakit kepala, serta kram perut dan nyeri punggung akibat PMS.
Masturbasi Bikin Lutut Kopong?
Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 23 Desember 2016 | 20:30 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Terungkap Alasan Perempuan Masturbasi, Benarkah Karena Tak Puas Dengan Pasangan?
08 Juli 2024 | 21:10 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 12:09 WIB
Lifestyle | 11:52 WIB
Lifestyle | 11:49 WIB
Lifestyle | 11:47 WIB
Lifestyle | 11:21 WIB
Lifestyle | 11:20 WIB