Yang namanya cinta memang tak memandang status apapun. Entah itu latar belakang, agama, dan suku.
Buktinya petani asal Cina bernama Cai Xiaohua ini menikahi guru bahasa Inggris yang bekerja di Guangzhou. Seperti dilansir Shanghaiist, kisah cinta dua insan manusia itu menjadi viral di media sosial Cina setelah seorang wartawan Tianzhoung Evening News mendatangi rumah mereka di Zhengzhou.
Mereka kemudian bertemu, menjalin kasih, berumah tangga dan memiliki anak. Sang wartawan meminta Tiffany dan Cai menceritakan kisah mereka dari awal bertemu.
Awal pertemuan mereka sekitar sembilan tahun lalu, saat Tiffany --lulusan universitas New Jersey. Amerika Serikat-- bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah sekolah internasional di Guangzhou.
Sedangkan, Cai Xiaohua adalah seorang penjaga keamanan yang ramah di sekolah yang selalu siap dengan senyum hangat.
"Setelah lulus dari perguruan tinggi di Amerika, saya datang ke Cina. Ketika saya melihat seseorang tersenyum padaku, aku pikir dia harus benar-benar ramah," kata Tiffany.
Adapun latar belakang Cai sangat prihatin. Ia tumbuh di pemukiman miskin di provinsi Henan. SaatCai berusia 10 tahun, ibunya meninggal. Cai dan sang ayah membanting tulang menghidupi adiknya dengan menjadi petani. Bahkan Cai rela berhenti sekolah demi membantu sang ayah.
Bukan hanya menjadi petani, ia juga bekerja sambilan di beberapa tempat hingga memilih hijrah ke kota dan bekerja di perkantoran, tempat dia bertemu pasangan hidupnya Tiffany.
Kemudian Tiffany belajar tentang kehidupan Cai sedikit demi sedikit.
Cai bukanlah orang yang menguasai bahasa Inggris. Namun, Tiffany sedikit banyak tahu mengenai bahasa Cina, sehingga mereka berdua bisa berkomunikasi. Lambat lalun cinta di antara keduanya pun tumbuh, hingga memutuskan menikah.
Keduanya lantas menikah di Henan, kampung halaman Cai. Ayah Cai merasa lega anaknya bisa menemukan pendamping hidup.
Mulanya, ayah Cai tak begitu yakin putranya bisa menemukan pasangan untuk menikah. "Anak saya (Cai) memang baik dan bijaksana. Orang-orang baik selalu mendapatkan imbalan dalam hidup," ujar ayahnya.
Setelah menikah, keduanya kemudian memutuskan untuk pindah ke Zengzhou agar bisa lebih dekat dengan keluarga Cai.
Tiffany mendapatkan pekerjaan sebagai dosen bahasa Inggris di sebuah universitas lokal. Sementara Cai pulang untuk membantu mengurusi pertanian.
Namun hingga kini ia mengaku masih kesulitan dalam hal bahasa. Tak jarang mereka berdua saling menebak untuk mengartikan maksud ucapan satu sama lain. Dengan begitu, mereka tetap belajar satu sama lain setiap hari.
Keluarga kecil Cai menyempatkan diri pulang ke kampung halaman Tiffany di Amerika. Ibu dan ayah Tiffany bjuga mendukung keputusan sang putri. Sekarang, Cai dan Tiffany telah dikaruniai seorang putri lucu yang berusia enam tahun.