Karier Macet Bukanlah Alasan Buat Resign

Angelina Donna Suara.Com
Rabu, 07 Desember 2016 | 19:48 WIB
Karier Macet Bukanlah Alasan Buat Resign
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tanyakan mekanisme kenaikan jenjang karier secara langsung, ini lebih jelas ketimbang membaca perjanjian kerja bersama perusahaan. Bukan mustahil dari diskusi ini ditemukan titik temu yang sama-sama menguntungkan.

Pasti atasan akan berupaya mempertahankan jika memang kinerja kita bagus. Jika sebaliknya, pertanyaan kenapa karier macet nggak perlu jawaban lagi, bukan?

2. Terus mau apa?

Setelah resign, aktivitas selanjutnya apa? Ini yang mesti diperhatikan. Dalam beberapa kasus, keinginan resign nggak diikuti rencana matang ke depan.

Yang penting resign dulu, begitu mereka bilang. Ini langkah bunuh diri namanya. Sebelum resign, paling nggak kita sudah punya acuan mau kerja di perusahaan mana.

Selidiki kondisi internal perusahaan itu, termasuk gaji dan jenjang karier. Kalau tempat kerja yang baru lebih memprihatinkan, sama saja keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya.

Yang lebih baik, sudah diterima kerja di perusahaan lain sebelum resign. Jadi, nggak perlu galau menanti panggilan kerja saat sudah berstatus penganggur.

Bila memutuskan mau jadi wiraswasta, lihat dulu modalnya. Tentukan mau buka usaha apa. Ketahui syarat dan perizinannya. Intinya, langkah berikutnya memerlukan rencana.

3. Jangan-jangan emosi semata

Bukan gak mungkin keinginan untuk resign itu hanya didasari emosi sesaat. Misalnya melihat rekan kerja dapat promosi, sementara kita nggak. Padahal kita merasa kinerjanya lebih bagus.

REKOMENDASI

TERKINI