Kewajiban untuk menutup aurat bagi setiap perempuan Muslim hingga saat ini memang masih ditanggapi secara berbeda oleh tiap perempuan.
Namun, munculnya komunitas Hijabers Community (HC), seolah menjadi jawaban bagi banyak perempuan yang merasa mantap mengenakan hijab.
Menurut Syifa Fauziah, Ketua HC, awalnya komunitas ini terbentuk dari kesamaan minat di busana Muslimah atau yang saat ini dikenal dengan nama modest wear. Hal ini dikarenakan beberapa pendirinya adalah perancang busana Muslimah kawakan Indonesia, yakni Ria Miranda, Dian Pelangi hingga Jenahara.
Pada 2010, lanjut Syifa, mereka sering berkumpul dan memiliki keinginan untuk mendalami agama dan minat yang sama dalam dunia fesyen. Mereka dan lebih dari 20 orang lainnya kerap berfoto bersama dan mengunggahnya di media sosial. Ternyata, foto-foto tersebut disambut baik oleh masyarakat.
Selain menjadi inspirasi gaya berhijab, mereka juga membuktikan bahwa ternyata meski berhijab dan menutup aurat, seorang Muslimah juga bisa terlihat fashionable dan modern.
"Dalam perjalanannya, mereka mulai meneruskan kesibukan dan bisnisnya. Makin banyak yang jadi fashion desainer juga. Disaat yang sama, yang ingin bergabung semakin nambah. Merasa sayang kalau tidak diteruskan, beberapa pendiri HC menawarkan saya untuk menjadi ketuanya," kisah mantan news anchor ini.
Sejak saat itulah, Syifa mulai memilih anggota komite atau pengurus HC. Dalam peresmiannya di Jakarta, komunitas ini memiliki 22 orang komite pengurus dan berdiri pada November 2012.
Tak hanya itu, sia dan teman-teman komite mulai melakukan pembenahan dan mengatur beberapa program kerja secara berbeda.
"Waktu itu namanya masih HC Jakarta. Tapi akhirnya pendiri mengusulkan agar Jakarta take over kepengurusannya. Namanya pun berubah menjadi HC" ungkap dia.
Meski berawal dengan misi syiar Islam melalui busana Muslimah, menjadi tempat berbagi, hingga memberikan inspirasi dalam berbusana, namun HC juga tak hanya ingin fokus berbicara tentang fesyen, melainkan juga inner yang wajib dimiliki oleh setiap Muslimah.
"Karena menurut kami, setelah memakai hijab atau menutup aurat, tanggung jawab kami tidak selesai sampai di situ. Tapi kita harus terus 'mengisi'. Setiap muslimah harus melek tentang Islam lebih dalam dan kita harus belajar lebih banyak tentang akhlak yang positif, tentang attitude yang baik," ungkap dia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, HC pun rutin mengadakan pengajian bulanan yang dilakukan di rumah para anggota secara bergantian. HC juga mengakomodir para anggotanya untuk bersama-sama belajar dan mengikuti berbagai program dan event yang mengandung nilai-nilai islami, seperti kegiatan amal, workshop, hingga kelas hijab.
“Untuk menggali potensi anggota, kami juga adakan kelas untuk pelatihan public speaking, wirausaha, parenting, dan kesehatan,” kata dia.
Selain di Jakarta, HC sudah punya lebih dari 6 ribu anggota. Para anggota tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, mulai Bandung, Yogyakarta, Padang, Medan, Lampung Pontianak, hingga Makassar.
Syifa mengatakan, untuk bergabung ke dalam komunitas ini, mereka tidak mutlak harus memakai hijab dalam keseharian. Ia menyadari, setiap perempuan membutuhkan proses sebelum mengenakan hijab.
"Kalau belum siap tapi ingin berada di lingkungan teman-teman yang berhijab, tetap diperbolehkan ikut. Tapi yang sering terjadi, anggota yang belum berhijab ini kemudian lambat laun akan meminta diajari cara menutup aurat yang benar," tutup dia.