Suara.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyiapkan batik Batang untuk "go international" dengan memberikan workshop bagi 40 perajin batik untuk bisa pembentukan ekosistem desa kreatif dengan fokus batik di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fisik Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Selliane Halia Ishak di Jakarta, Senin (7/11/2016), mengatakan pelatihan yang digelar selama tiga bulan sejak September 2016 bagi perajin batik dari desa-desa yang menjadi sentra batik ini diharapkan mampu meningkatkan potensi ekonomi kreatif di Batang, yakni batik.
"Dengan workshop ini, kami berharap agar semua bisa membuat batik dan fesyen dengan pola yang sesuai dengan perkembangan dan permintaan pasar, di samping juga untuk digunakan sendiri," katanya.
Menurut Selliane, batik Batang harus muncul dengan identitasnya sendiri yang memang unik dan tidak ditemukan di daerah lain.
Ia juga mengatakan bahwa seiring dengan rampungnya workshop tersebut, perajin batik di Batang sudah waktunya untuk bisa menunjukkan identitasnya sendiri, yang selama ini "tenggelam" oleh batik Pekalongan. Caranya adalah dengan mengoptimalkan kelompok perajin batik untuk mengerjakan proses pembatikan serta pembuatan baju yang menggunakan bahan dasar batik.
Bagaimanapun, menurut Selliane, batik Batang memiliki potensi untuk berkembang karena memiliki motif yang unik, yaitu Tiga Negeri dan Rifaiyah. Jika ditunjang oleh kemampuan desain fesyen, akan sangat terbuka bagi batik Batang untuk "go international".
Menurut dia, pelatihan yang diberikan meliputi pembuatan desain batik klasik, kontemporer, desain fesyen dengan bahan dasar batik, hingga pewarnaan alami.
Tahap pertama, batik-batik yang dihasilkan selama workshop akan dibawa ke Jakarta untuk ditampilkan di sejumlah pameran.
Sementara itu, istri Bupati Batang Budi Prasetyawati menyampaikan banyak terimakasih atas workshop dalam rangka pembentukan desa kreatif yang digagas Bekraf. Dengan pelatihan ini, para perajin memperoleh banyak ilmu untuk mengembangkan kemampuannya dalam desain batik dan fesyen.
"Setelah ini, kami akan menggandeng pihak-pihak lain agar batik Batang bisa lebih dikenal pasar. Kami merasa bahwa sekarang masyarakat mulai mengenal keberadaan batik Batang, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para perajin," katanya.
Untuk memaksimalkan pelatihan, Bekraf juga menggandeng sejumlah pakar maupun desainer guna membimbing para perajin batik, yaitu pakar kain dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ratna Panggabean, Peneliti Batik William Kwan, serta desainer Denny Khosuma.
Ratna Panggabean menilai batik Batang memang berbeda dengan batik Pekalongan. Karena itu, perlu ada penguatan branding agar batik ini lebih dikenal secara luas.
Salah satunya, kata Ratna, para pejabat negara disarankan untuk mengenakan batik dari daerah ini.
"Batik Batang memiliki kekuatan di desain. Kami sarankan agar para pejabat daerah dan pejabat negara untuk mengenakan batik Batang," ujar dia.
Sementara Denny Khosuma menjelaskan dari pelatihan yang digelar selama tiga bukan tersebut, setidaknya muncul keinginan dari sejumlah perajin untuk mengembangkan desain batik dan fesyen. Dirinya juga menyarankan agar para perajin lebih berani menampilkan ide-idenya. (Antara)
Bekraf Siapkan Batik Batang "Go International"
Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 08 November 2016 | 04:58 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ibu Bupati Chacha Frederica Kenalkan Batik "Kendil Emas": Simbol Kebanggaan Baru bagi Kabupaten Kendal
21 November 2024 | 19:03 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 09:36 WIB
Lifestyle | 07:15 WIB
Lifestyle | 22:00 WIB
Lifestyle | 21:07 WIB
Lifestyle | 20:46 WIB