Suara.com - Alunan musik tradisional khas Jawa terdengar saat mengunjungi sebuah restoran bernama Mbah Jingkrak di Jalan Setiabudi Tengah Nomor 11, Jakarta Selatan. Sepintas, tak ada yang berbeda saat memasuki restoran yang sudah berdiri sejak tahun 2008 ini.
Di sini, pengunjung yang baru datang, akan langsung disambut dengan deretan menu khas Jawa, yang terpajang begitu menggoda di sisi kanan restoran. Setidaknya, ada 60 jenis menu, yang didominasi dengan masakan khas Jawa Tengah.
Setelah dipandu memilih pesanan apa yang akan saya santap di siang hari itu, saya pun diantar masuk ke dalam restoran. Pemandangan yang cukup menarik langsung saya lihat ketika melangkah lebih dalam ke restoran seluas kurang lebih 700 meter persegi itu.
Seluruh dinding di sini, sama sekali tak ada yang kosong. Banyak begitu hiasan dan dekorasi dari berbagai macam barang yang unik dan lucu. Mulai dari ratusan topi berwarna-warni, kimono khas Jepang yang dibiarkan menggantung, kipas tangan mulai dari yang kecil hingga besar, kuda lumping, koleksi rokok jadul dan masih banyak
Selain dekorasi yang memenuhi seluruh bagian dinding, pengunjung juga akan dimanjakan dengan beberapa dekorasi unik lainnya, seperti beberapa motor jadul, koleksi botol lecap dari seluruh Indonesia hingga jangkar kapal seberat 700 kilogram.
"Konsep restoran ini kita menganut ketidakteraturan yang teratur. Dari depan sampai belakang, ada tema dekorasinya sendiri dan kalau dilihat memang nggak beraturan. Tapi semuanya disatukan dengan satu garis merah, yaitu Jawa. Dari musik, sampai pelayan kita yang pakai batik," jelas Rodra Ciptaning Cipunegoro, pemilik Mbak Jingkrak Setia Budi.
Menurut lelaki berusia 29 tahun ini, seluruh pajangan yang ada di restorannya didapat ketika sang ayah yang pergi traveling. Di mana, 70 persen merupakan koleksi pribadi ayahnya dan 30 persen berasal dari pengunjung yang ingin ikut berkontribusi, menyumbang pajangan di sini.
Rodra mengatakan, bajwa ragam keunikan interior di Mbah Jingkrak, sudah menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki restorannya. Karena pada masa sekarang, pengunjung yang datang ke restoran, tak hanya sekedar menyantap makanannya lalu pulang.
Melainkan berfoto, menyantap makanan, dan berbincang. Inilah mengapa, cahaya lampu di Mbah Jingkrak terasa lebih lembut dan temaram, agar pengunjung yang datang merasa nyaman dan betah berlama-lama di restoran ini.
Rodra menjelaskan, nama 'Mbah Jingkrak' yang berasal dari dua kata, sebenarnya menggambarkan bahwa restoran ini adalah restoran khas Jawa yang mengusung menu-menu pedas. Di mana 'mbah' yang berarti nenek dan 'jingkrak' yang menjelaskan bahwa pedasnya makanan di sini, bisa sampai membuat orang berjingkrak-jingkrak.
Puas menikmati dan berfoto di tengah dekorasi, pesanan yang sudah sebelumnya saya pilih pun datang. Kali ini, saya memesan hidangan favorit di Mbah Jingkrak yang patut dicoba, yakni Ayam Rambut Setan, Sambal Iblis dan Oseng Daun Pepaya, yang akan saya santap dengan Nasi Bakar hangat.
Ayam rambut setan adalah sajian ayam yang ungkep bersama rempah dan cabai, dengan rasa yang gurih, sedikit manis, dan super pedas tentunya. Meski terbilang cukup 'membakar' lidah, namun makanan ini masih bisa dinikmati dan terasa kaya bumbu. Apalagi tekstur ayamnya yang begitu lembut, sangat nikmat dipadukan dengan nasi bakar hangat.
Sedangkan Sambal Iblis yang terbuat dari sambal dengan potongan tempe memiliki cita rasa pedas yang gurih. Sambal ini sangat cocok saat saya padukan dengan oseng pepaya. Meski banjir keringat karena cita rasa pedasnya, hidangan ini pasti akan membuat siapapun ketagihan.
"Setiap hari kami bisa menghabiskan puluhan kilo cabai karena memang di Mbah Jingkrak 70 persen menunya bercita rasa pedas," tambahnya.
Selain hidangan berat, jangan lupa cicipi kelembutan Tempe Mendoan yang langsung dihadirkan dari daerahnya, yakni Cilacap. Tempe mendoan dengan ukuran lebar ini sangat cocok sebagai teman berbincang bersama Es Jujur yang unik, yang terbuat dari kelapa muda, jeruk nipis dan selasih atau Es Kolor Ijo yang di dalambya terdapat tape ketan, dawet dan selasih.
Nah, bagi Anda yang tak bisa lepas dari krupuk saat menyantap hidangan, Mbah Jingkrak menyajikan krupuk gratis bersama dengan pisang, jamu sebagai 'welcome drink' dan rokok klobot, rokok tradisional yang kulitnya terbuat dari kulit jagung.
Ingin merasakan pedasnya hidangan Jawa sambil bikin Anda berjingkrakan? Restoran ini buka mulai pukul 10.00 - 23.00 dengan harga makanan dan minuman yang berkisar antara Rp9 ribu - Rp35 ribu.