Komunitas Arsitek Yogyakarta-AirAsia Gelar Festival Jagalan

Senin, 31 Oktober 2016 | 13:56 WIB
Komunitas Arsitek Yogyakarta-AirAsia Gelar Festival Jagalan
Keindahan matahari terbit di Punthuk Mongkrong, Giri Tengah, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. (Antara/Hendra Nurdiansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arsitek Komunitas Jogja (Arkomjogja) menggandeng maskapai penerbangan AirAsia dan Karang Taruna Desa Jagalan, Kota Gede, Yogyakarta untuk menggelar menggelar Jagalan Festival 2016, pada 29-30 Oktober 2016.

Kegiatan ini merupakan penggabungan pameran situs budaya, sejarah, dan eksistensi desa tua di Jagalan, Kotagede, yang sampai sekarang masih eksis. Hal ini senada dengan salah satu program Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang menyatakan sangat peduli pada berbagai potensi wisata di Jogja, Solo, dan Semarang (Joglosemar), dengan Candi Borobudur sebagai ikonnya.

Menurutnya, potensi segitiga emas pariwisata berbasis budaya di Joglosemar tersebut semakin kuat, terutama jika Arkomjogja lebih banyak mengeksplorasi berbagai situs sejarah dan benda-benda budayanya.

“Kawasan ini, Jogja-Solo-Semarang adalah gudangnya. Harus lebih banyak lagi, agar orang tidak monoton bertemu dengan destinasi wisata yang lama. Kelak harus selalu menemukan kreasi baru,” kata menpar.

Pada kesempatan lain, Koordinator ArkomJogja, Yuli Kusworo, mengatakan, kampung ini merupakan kawasan dimana pengunjung dapat menyaksikan hasil sejarah sebuah desa kuno.

”Inti festival ini adalah ‘Jagalan Tlisih Telusur Kampung Pusaka’, yang menawarkan kesempatan pada pengunjung untuk mengeksplorasi artefak dan peninggalan sejarah sebuah desa yang berusia ratusan tahun,” ujarnya.

Desa Jagalan Merupakan Inti Bersejarah Kotagede
Ia menambahkan, festival kali ini memperkenalkan rute telusur kampung yang akan membawa pengunjung melihat peninggalan Kesultanan Mataram yang terkenal. Jagalan merupakan salah satu dari lima desa yang membentuk zona inti kawasan bersejarah Kotagede, yang dulunya merupakan ibukota kerajaan Islam pada abad ke-16.

"Wajah desa yang dikenal sebagai akar dari perdagangan perak sejak 500 tahun yang lalu ini telah banyak berubah selama 20 tahun terakhir, dan kami berharap bisa menggunakan kesempatan ini agar lebih meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi budaya kepada masyarakat, menyusul hasil positif sejak diluncurkannya Jagalan Tlisih Telusur Kampung Pusaka tahun lalu," katanya.

Yuli menyatakan terima kasihnya atas dukungan maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) AirAsia, yang menegaskan kembali komitmennya untuk senantiasa mendukung potensi pariwisata lokal melalui peluncuran Jagalan Festival.

Bersama dengan AirAsia Foundation, AirAsia memberi dukungan pendanaan untuk penyelenggaraan tersebut. Komisaris AirAsia Indonesia, Dharmadi mengatakan, Jagalan Festival bertujuan untuk memamerkan kekayaan peninggalan dari kawasan yang sarat dengan sejarah, melalui suguhan beragam karya arsitektur, film dan fotografi, serta karya seni lainnya.

Ia menambahkan, rangkaian perayaan tahun ini diawali dengan kompetisi film pendek, street art dan selfie photography, dengan mengajak seluruh peserta untuk mengirimkan karyanya dengan tema “Pinyi Jagalan”.  Para pemenang akan diumumkan pada 30 Oktober 2016 dan akan menerima berbagai hadiah menarik, termasuk tiket AirAsia.

Pemenang juga diberi kesempatan untuk memamerkan karyanya di seluruh saluran media yang dimiliki AirAsia demi membantu mempromosikan pariwisata sejarah di Yogyakarta.

”Program konservasi ini diinisasi dalam rangka menggali lebih dalam potensi pariwisata yang dimiliki Kotagede, dan di saat yang sama, mengajak masyarakat setempat untuk turut serta berpartisipasi. Kami merasa sangat terhormat dapat kembali mendukung program ini, karena mengingatkan kita semua tentang betapa berharganya kebudayaan di Kotagede dan betapa pentingnya untuk turut berupaya melestarikannya," ujar Dharmadi.

"Mendukung pariwisata lokal melalui usaha kecil dan menengah juga merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan AirAsia terhadap program pemerintah dalam membawa 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019," tambahnya.

Melalui dukungan AirAsia Foundation, Dharmadi menyatakan akan terus mengembangkan potensi yang dimiliki kawasan ini, sehingga bisa menjadikan festival ini sebagai ajang tahunan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada AirAsia atas dukungannya terhadap pelestarian pusaka," ujar Yuli.

Dalam acara pembukaan Jagalan Festival, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir Abdullah mengucapkan terima kasih kepada Arkomjogja dan AirAsia atas perhatiannya terhadap pariwisata di Kotagede.

“AirAsia telah sangat nyata membawa banyak wisatawan ke Yogyakarta, bahkan turut memasarkan hasil kerajinan perak karya masyarakat Kotagede di penerbangan AirAsia. Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara 20 juta pada 2019 dan 275 juta wisatawan domestik. Maskapai adalah partner kita yang sangat strategis untuk mencapai target tersebut,” ujar Tazbir.

“Jagalan Festival dapat menjadi pemicu pertumbuhan dan memberi satu semangat kepada seluruh warga di sini untuk lebih siap menjadi tuan rumah yang baik kepada wisatawan yang datang. Kami ingin melihat Yogyakarta menjadi destinasi wisata yang jumlah tamunya terus meningkat, dan tentu saja pada akhirnya membawa kesejahteraan yang lebih baik untuk masyarakatnya,” tambahnya.

Jagalan Festival, yang dilangsungkan secara menyeluruh di Desa Jagalan sebagai bagian dari “Kerangka Konservasi Kotagede Melalui Kewirausahan oleh Arkomjogja”.  Program kewirausahaan sosial dengan dukungan dana dari AirAsia Foundation ini diawali dengan upaya pemetaan Desa Jagalan oleh kelompok pemuda Karang Taruna Desa Jagalan pada 2013.

Inisiatif ini mendorong terselenggaranya berbagai aktivitas kewirausahaan sosial, diantaranya peluncuran Jagalan Tlisih Telusur Kampung Pusaka dan terbentuknya Kumpulan Pengrajin Perak Selaka Kotagede.

Jagalan Tlisih Telusur Kampung Pusaka secara resmi diluncurkan pada Maret 2015, yang hingga saat ini telah mengundang lebih dari 800 pengunjung lokal dan internasional ke Desa Jagalan.

Selaka Kotagede juga mengalami peningkatan pendapatan penjualan kerajinan perak sebesar 30 persen per bulan selama tiga bulan untuk memenuhi pesanan silvercharms dari Grup AirAsia yang dijual dalam penerbangan sejak Juli 2016.

REKOMENDASI

TERKINI