Suara.com - Anne Avantie selalu menyuguhkan pagelaran busana istimewa dalam setiap show-nya. Salah satunya yang ditampilkan di panggung Fashion Tent, Jakarta Fashion Week (JFW) 2017.
Desainer kebaya kawakan ini menghadirkan koleksi terbarunya bertajuk 'Jangi Janger'.
Tema tersebut, menurut perempuan asal Semarang ini, diambil berdasarkan inspirasinya tentang Bali. Menurutnya Pulau Dewata yang sudah dikenal di mata dunia, bagaikan matahari yang bisa terbit dan tenggelam kapan saja.
Kaya dengan budaya dan seni, Bali juga didominasi dengan pendatang mancanegara yang memberikan pengaruh sama kuatnya.
"Mempertahankan budaya tidak harus dengan mengusir yang lain. Tapi keduanya tetap bisa bersinergi. Dalam karya ini, saya menggabungkan Bali dengan "Bali" satunya.
Kedua Bali yang lebih universal untuk semua orang," kata Anne menjelaskan tentang idenya. Ia lantas menuangkan idenya ke dalam 50 look kebaya yang terbagi dalam empat sekuen. Membuka show kali ini, alunan musik khas Pulau Dewata, bersama tiga orang penari Bali dihadirkan.
Kebaya-kebaya panjang yang elegan dan tertutup hadir dengan warna-warna cerah seperti hijau, pink, biru hingga oranye mewarnai koleksi ini.
Seperti kebaya khas perempuan Bali pada umumnya, ada selendang berwarna kontras yang mengikat pinggang seluruh model. Kebaya ini dipadukan dengan bawahan kain Bali dengan warna cerah yang khas.
Masuk pada sekuen kedua, Anne menghadirkan kebaya modern yang ia padukan dengan songket Bali yang begitu cantik. Warna-warna seperti tosca, ungu dan emas mendominasi koleksinya. Kesan seksi dan elegan semakin terasa kuat dengan potongan kebaya yang terbuka di bagian punggung.
Beberapa kebaya juga terlihat dikombinasikan bersama kain bali berbahan dasar hitam dengan motifnya yang khas.
Pada sekuen ketiga, Anne menghadirkan kemewahan dan keanggunan seorang perempuan dengan kebaya yang seluruhnya berwarna putih dan emas. Kali ini, ia memadukan kain prada yang cantik untuk memperkuat kesan megah.
Selain dijadikan sebagai kain bawahan, sesekali Anne memadukan kebaya potongan asimetrisnya dengan prada yang dibuat menjadi celana.
Birunya langit Bali dihadirkan dalam sekuen terakhir. Ini terlihat pada palet warna yang ia gunakan bersama kain prada.
Di sinilah Anne mengawinkan banyak karakter pada kebayanya. Satu sisi, terlihat nafas tradisional yang kental, namun di sisi lain, ia menggabungkannya dengan pengaruh Barat, yang menjadikan rancangannya terlihat semakin menarik.
Kain-kain brokat yang terkesan transparan ia buat menjadi jumpsuit yang eksotis. Jumpsuit ini ia padukan dengan beragam busana lain, seperti bomber jacket hitam, jubah panjang dari kain prada, hingga selendang.
"Saya berharap karya ini bisa menginspirasi Indonesia. Ketika kita rawat dan jaga dengan baik, kita bisa menyatu tanpa melupakan bangsa kita sendiri," tutup dia.