Suara.com - Pernahkah Anda merasa terganggu ketika bangun tidur di pagi hari, lalu menemukan jerawat besar dan keras di wajah Anda?Jerawat besar tersebut juga bisa dikenal sebagai jerawat batu.
Menyebalkan memang, ketika jerawat batu muncul, karena proses penyembuhan jerawat batu memakan waktu lebih lama dibanding jerawat biasa. Selain menjadi masalah bagi kulit, jerawat batu juga mengganggu penampilan.
Tak jarang kita menutupinya dengan concealer agar kemerahan pada jerawat tersebut tak terlalu kentara. Bahkan, karena ukurannya yang besar dan membuat wajah kemerahan, ada yang merasa tidak ingin pergi keluar ketika jerawat ini muncul.
Jerawat batu tak seharusnya membuat Anda tak percaya diri. Jerawat batu sendiri disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah hormon. Kita tidak bisa menghindari perubahan hormon, tetapi Anda bisa meminimalisir kemunculan jerawat batu.
Apa itu jerawat batu?
Jerawat batu alias cystic acne adalah jerawat yang terbentuk jauh di dalam kulit yang disebabkan penyumbatan oleh sel kulit mati, bisa juga disebabkan karena terperangkapnya bakteri di dalam pori-pori.
Akibatnya, muncul benjolan merah dan bernanah. Sebagian besar jerawat batu ini menimbulkan rasa sakit ketika tersentuh, tetapi ada juga orang yang mengaku tidak merasa sakit ketika menekan jerawatnya.
Peradangan juga bisa terjadi. Hal ini disebabkan adanya perpecahan pori di bawah kulit, membuat peradangan menyebar ke jaringan kulit. Jika hal tersebut terus berlanjut, dapat mengakibatkan peradangan lebih meluas lagi dan jerawat-jerawat baru pun muncul. Berikut ulasan mendalam tentang jerawat batu yang dihimpun hellosehat.com.
Apa penyebab munculnya jerawat batu?
Seperti yang dikutip oleh Huffington, Post Dr. Wechsler, dermatogis bersertifikat, jerawat batu muncul sebagian besar disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang. Sering dijumpai oleh perempuan ketika menjelang siklus menstruasinya, biasanya muncul di area dagu, sekitar garis rahang, dan bagian bawah wajah.
Selain itu, jerawat batu bisa dialami oleh ibu hamil, perempuan pada masa menopause, dan yang mengalami polycystic ovary syndrome.
Jerawat batu juga muncul pada laki-laki saat menginjak usia remaja, ini karena peningkatan hormon androgen. Hormon androgen juga membantu mengendalikan pertumbuhan fisik laki-laki.
Peningkatan yang terjadi memicu perubahan pada kulit, yang berdampak pada penyumbatan pori-pori.
Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan jerawat batu muncul adalah:
1. Genetik, jerawat batu bisa diturunkan dari orangtua yang memiliki riwayat kulit berjerawat.
2. Berkeringat dan tingkat kelembapan yang tinggi, ini membuat bakteri senang.
3. Penyumbatan pori-pori, bisa juga karena terjadinya iritasi kulit, atau salah memilih produk kosmetik yang digunakan.
4. Beberapa obat dan bahan kimia, seperti kortikosteroid, lithium, phenytoin, isoniazid.
Apa saja ciri munculnya jerawat batu?
Biasanya penyumbatan pori-pori dipicu kelenjar minyak yang memproduksi minyak berlebih pada kulit, akhirnya menyebabkan peradangan dan iritasi pada kulit. Jerawat batu tidak hanya ditemui di area muka saja, ia bisa muncul juga di beberapa bagian tubuh, seperti di punggung, di dada, bagian lengan atas dan bahu. Berikut ini ciri yang bisa Anda kenali:
1. Bentuknya besar, berwarna kemerahan dan biasanya menimbulkan rasa sakit.
2. Nodul terangkat ke atas, tidak kelihatan adanya komedo putih.
3. Bernanah, biasanya ada di dalam kulit, sebelum akhirnya keluar.
4. Jerawat ini menghasilkan kista dan nodul, sehingga terlihat jelas di permukaan kulit.
5. Ada yang menimbulkan rasa sakit bahkan ketika tidak disentuh.
Bagaimana cara mengobatinya?
Jika Anda merasa bahwa jerawat Anda mengalami peradangan yang parah, saatnya Anda mencari dermatologis atau dokter kulit yang tepat untuk Anda. Sebab, dokter bisa mendiagnosis apa yang menyebabkan Anda mengalami jerawat yang parah, dan dokter dapat mengobati dari akarnya.
Jika masalahnya pada produksi minyak yang berlebih, maka pengobatannya pun akan difokuskan pada mengurangi produksi minyak. Berikut ini yang bisa Anda dapatkan:
1. Antibiotik
Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik, dan setiap orang akan mendapatkan dosis yang berbeda. Jenis antibiotik yang dipakai setiap klinik akan berbeda-beda. Antibiotik ini diperlukan untuk membantu membunuh bakteri. Anda harus rutin meminumnya, tidak boleh berhenti tanpa seizin dokter, karena dosisnya sedikit demi sedikit akan dikurangi oleh dokter Anda. Contoh salah satu antibiotik yang mungkin disarankan untuk kulit berjerawat adalah clindamycin.
2. Krim, lotion, atau gel yang mengandung retinoid dan kadar vitamin A.
3. Isotretinoin
Lebih dikenal sebagai accutane, yang dapat melawan jerawat. Pada pengobatan ini, Anda harus meminum obatnya sekali atau dua kali per hari hingga waktu lima bulan. Pengobatan ini dilakukan ketika benzoyl peroxide atau clindamycin sudah tidak bekerja. Ibu hamil dilarang keras meminum obat ini.
Ada anjuran lainnya?
Ubahlah gaya hidup Anda menjadi gaya hidup yang sehat, seperti:
1. Cobalah untuk hindari atau kurangi beberapa makanan berikut ini:
- Yang berbahan susu. Beberapa bukti menunjukkan ketika mereka mengurangi makanan yang berbahan susu, seperti keju dan es krim, kondisi jerawatnya mengalami kemajuan. Cobalah untuk pantang memakan makanan tersebut, tunggu hingga dua minggu, dan lihat apakah frekuensi munculnya jerawat Anda berkurang. Jika ya, berarti Anda harus berusaha menghindari susu.
- Cobalah memakan makanan yang mengandung gula alami, seperti buah. Sebab, makanan manis yang berasal dari gula tambahan bisa memperparah kulit berjerawat Anda. Terlalu banyak mengonsumsi yang manis-manis akan menjadi makanan untuk jamur dan candida, sehingga bisa memperbanyak jerawat Anda.
- Kafein dan cokelat. Cokelat juga mengandung kafein. Yang menjadi permasalahan adalah mengkonsumsi kafein dengan berlebihan dapat memproduksi kortisol alias hormon stres. Stres membuat hormon lain terganggu.
- Makanan rendah serat. Terlalu banyak makan yang rendah serat akan membuat Anda mengalami permasalahan pada usus, di mana makanan dicerna dan diserap sebelum akhirnya dibuang, sehingga bisa berdampak pada kesehatan kulit.
2. Usahakan untuk tidak stres. Stres akan membuat hormon di tubuh Anda menjadi kacau.
3. Tidur yang cukup dan teratur. Tidur pada malam hari harus lebih dari 5 jam, sebab kurang tidur juga akan membuat hormon Anda kacau. Selain itu, insomnia juga mengakibatkan tubuh tidak bisa melakukan proses detoksifikasi dengan baik.
4. Olahraga
Dengan berolahraga, racun-racun tubuh dikeluarkan dan lemak-lemak dibakar. Olahraga juga mampu mengurangi hormon stres Anda.
5. Air kelapa hijau
Cobalah untuk meminumnya selama dua minggu berturut-turut. Lihat hasilnya. Air kelapa hijau mampu menghilangkan racun-racun dalam tubuh.