Kemenpar Presentasi 10 Bali Baru di Singapura

Jum'at, 21 Oktober 2016 | 14:00 WIB
Kemenpar Presentasi 10 Bali Baru di Singapura
Landmark Singapura. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 10 Bali Baru atau 10 destinasi prioritas, yang sering disebut-sebut Presiden Joko Widodo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, rupanya mendapat perhatian serius dari masyarakat Singapura. Antusiasme itu dirasakan Hiramsyah Sambudhy Thaib, Ketua Pokja Percepatan Bali Baru, saat 30 menit mempresentasikan 10 Top Destinasi di ITB Asia 2016, Marina Bay Sands, Singapura.

"Bagaimana akses untuk sampai ke 10 titik wisata baru itu?" tanya seorang jurnalis Singapura, beberapa waktu lalu.

"Pertanyaan bagus!" jawab Hiramsyah, sambil memberi dua jempol ke arah pengunjung yang memadati panggung setinggi 60 centimeter itu.

Mengutip pernyataan menpar, Hiramsyah menyebut, strategi dalam pengembangan destinasi adalah 3A, yaitu atraksi, akses dan amenitas. Tiga hal tersebut tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.

"Tiga hal itulah yang telah, sedang, dan akan terus kami sempurnakan," ujarnya.

Presentasi Hiramsyah, yang merupakan mantan Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) 2001-2005, Dewan Pembina AKPI 2005-2010, Wakil Ketua Komite Kebijakan, Bidang Properti dan Kawasan Industri KADIN 2008-2011 itu membawakan tiga hal pokok.

Pertama, meyakinkan bahwa komitmen presiden, para menteri dan pemerintah terhadap sektor pariwisata sudah bulat. Pariwisata menjadi core economy dan sektor prioritas, selain infrastruktur, energi, pangan, dan maritim.

Kedua, memaparkan 10 Top Destinasi, yaitu Danau Toba-Sumatera Utara, Tanjung Kelayang-Belitung, Tanjung Lesung-Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Tua-Jakarta, Borobudur-Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru (BTS)-Jawa Timur, Mandalika Lombok-NTB, Labuan Bajo-NTT, Wakatobi-Sultra, dan Morotai-Maltara.

Foto-foto alam dan keindahan di 10 titik itu, yang dibawa Hiramsyah membuat pengunjung kagum.

Ketiga, Hiramsyah menyebut saat inilah waktu paling tepat untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia. Saat ini komitmen pemerintah sedang sangat tinggi dan sektor ini didorong untuk maju dan berkembang, menggantikan peran minyak-gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit, yang selama bertahun-tahun menjadi andalan Indonesia.

"Lihat pada grafik, ketiganya terus menurun. Lihat pariwisata, menanjak pasti dan meyakinkan. Hanya sektor inilah yang naik. Inilah alasan mengapa Presiden Joko Widodo sangat peduli sektor pariwisata," ujarnya.

Jika diperhatikan, setiap tiga hari sekali, presiden tampil di destinasi wisata atau berbicara tentang komitmennya di sektor pariwisata. Terakhir, 18 September 2016, mantan gubernur DKI dan wali kota Solo itu tiba-tiba ke Manado Town Square (Mantos), berwisata belanja, mencoba sepatu yang sedang diskon, sekaligus mengecek kesiapan semua infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi destinasi kelas dunia.

Kebetulan, di ibu kota Sulawesi Utara inilah wisman Cina mulai mengalir deras.


Sebelumnya, 15 Oktober, saat meluncurkan Sail Karimata 2016 di Kayong Utara, Kalimantan Barat, presiden juga menyempatkan diri untuk melihat dari dekat.

Presiden sudah mendatangi hampir semua destinasi penting, seperti Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Larantuka, Raja Ampat, Manado, dan Sumatera Barat.  

Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana dan Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN Kemenpar, Rizki Handayani ikut dalam forum Seminar Destination Showcase ITB Asia 2016. Momen seperti ini merupakan salah satu program ITB Asia, dimana Indonesia dapat waktu untuk mempromosikan produk destinasi pariwisatanya di depan buyers dan stakeholder pariwisata.

"Kami memang sedang membangun banyak destinasi. Slot itu kami manfaatkan semaksimal mungkin," kata Pitana.

Slot 1, Kemenpar menghadirkan Hiramsyah S Thaib untuk memaparkan 10 Top Destinasi atau Bali Bali baru dengan tema “Treasures of Archipelago”.  Satu lagi, slot untuk Riyanto Sofyan, Ketua Tim Percepatan Halal Tourism Kemenpar, dengan tema “National Strategies on Developing Halal Tourism”.  

Pitana sempat berteka teki, “Apa bedanya business to business meeting di Singapura dengan sales mission di negara lain? Yang paling menonjol adalah betul-betul bicara bisnis! Efektif, disiplin waktu, to the point, tidak pakai basa basi. Warga Singapura menghitung benefit. Password- nya adalah benefit," katanya.

“Di ITB Asia tidak boleh ada kesenian dan bunyi-bunyian, karena mengganggu perbincangan bisnis antara buyers dan sellers," lanjut Pitana.

REKOMENDASI

TERKINI