Sebanyak 90 Industri Jaring Wisman di Singapura

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 19 Oktober 2016 | 15:30 WIB
Sebanyak 90 Industri Jaring Wisman di Singapura
Singapura. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya tidak melewatkan Internationale Tourismus-Börse (ITB) Asia 2016 Singapore. ITB itu sendiri merupakan travelmart terbesar di dunia, yang tahun ini berkolaborasi dengan Singapura untuk pertemuan seller dan buyer industri wisata dunia.

Keikutsertaan Menpar memiliki beberapa alasan; Pertama, selama puluhan tahun hingga 2015, Singapura merupakan pasar utama Indonesia. Jumlah wisman dari negara ini selalu paling banyak, sebelum akhirnya disalip Cina pada semester II 2016.

Kedua, ITB memiliki tim besar yang dinilai tepat untuk pengembangan pariwisata Indonesia.

Ketiga, kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) ternyata cukup berdampak pada jumlah kunjungan wisman. Wisman yang masuk melalui Kepulauan Riau, yaitu Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, Anambas dan Natuna meningkat.

“Tahun ini, tepatnya 19-21 Oktober 2016, forum business to business (B to B) ini akan tetap menjadi prioritas kegiatan pemasaran kami,” ujar Menpar Arief.

Di ITB Asia, Kemenpar akan mengikuti kegiatan travel trade show terbesar di "Kota Singa" itu. Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana mengatakan, Indonesia secara rutin mengikuti ITB Asia di Singapura.

Keikutsertaannya kali ini juga untuk mempromosikan sekaligus mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia, khususnya kawasan ASEAN.

"ITB Asia adalah tempat yang potensial untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, karena merupakan pameran B to B yang memungkinkan para pelaku industri di Indonesia memperluas jejaring pasar mereka," kata Pitana.

ITB Asia Sudah Diselenggarakan Sembilan Kali
Bursa pariwisata yang diselenggarakan oleh Messe Berlin (Singapura) ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kalinya. Pitana mengatakan, pada partisipasi tahun ini Indonesia menampilkan paviliun seluas 405 meter persegi (m2), yang menonjolkan keindahan dan kemegahan perahu Phinisi sebagai salah satu kekayaan khas budaya Nusantara.

Adapun peserta yang bergabung dengan booth Indonesia terdiri dari 90 industri pariwisata Indonesia (TA/TO, Hoteliers, DMO), yang berasal dari 14 destinasi dari berbagai provinsi.  

Mereka datang dari Jakarta (13), Jawa Barat (1), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Bali (53), Yogyakarta (2), Kalimantan Tengah (1), Kepulauan Riau (5), Nusa Tenggara Barat (4), Nusa Tenggara Timur (1), Papua Barat (1), Sulawesi Selatan (2), Sulawesi Tenggara (1), dan Sumatera Barat (2).

Untuk memperlancar kegiatan ini, Kemenpar telah dua kali melakukan rapat koordinasi dan exhibitor briefing di Bali.

"Kami membawa delegasi yang akan aktif berpartisipasi, yang terdiri dari 90 industri dari destinasi-destinasi unggulan di Indonesia. Mereka akan membawa paket-paket wisata yang siap untuk ditawarkan kepada buyers," kata Pitana.

Selain itu, Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Malang membawa serta 7 industri pariwisata dan 2 peracik kopinya. Kemudian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Barat, yang membawa serta dua pelaku industri pariwisata unggulanya.

Tampilan stan Wonderful Indonesia kali ini menggunakan konsep Phinisi, kapal tradisional Bugis yang sudah melalang buana, dengan desain yang lebih atraktif dari sebelumnya.

Di stan Indonesia juga disediakan minuman khas, yang disebut sebagai “Indonesian Exotic Drinks”. Ada coffee corner, minuman herbal dan rempah-rempah, wedang uwuh, teh bunga telang, bir Mataram, yang dihasilkan dari pertanian organik.

Tim Indonesia juga menyediakan VIP corner, tempat duduk dari sofa nyaman untuk tamu-tamu VIP yang hadir di paviliun Wonderful Indonesia. Payung-payung warna-warni, wayang kulit, aneka topeng tradisional penutup wajah, menjadi hiasan khas Indonesia.

Desain stan lebih bernuansa tradisional, dengan unsur budaya lokal sebagai ornamen.

Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN, Rizki Handayani mengatakan, ITB Asia 2016 merupakan forum untuk mempertemukan buyers dan sellers berkualitas.

“ITB Asia mempertemukan international exhibitors dan buyers dari kalangan MICE, leisure dan corporate travel markets,” katanya.

Tahun ini, Indonesia berkesempatan mendapat satu slot Seminar Destination Showcase ITB Asia 2016. Ini merupakan salah satu program ITB Asia, yang mana exhibitor boleh mempromosikan produk destinasi pariwisatanya dalam sebuah forum seminar.

“Satu slot destination showcase, pada 19 Oktober 2016, pukul 13.00-13.30 di Presentation Hub, Marina Bay Sands, kami menghadirkan Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah Sambudhy Thaib dengan tema paparan 'Treasures of Archipelago',” kata Rizki.

ITB Asia juga menjalin kerja sama dengan Crescenrating, otoritas wisata halal terkemuka di dunia. Crescenrating akan menjadi tuan rumah Halal in Travel-Asia Summit 2016, yaitu konferensi dan workshop untuk berbagi wawasan mengenai wisata halal.

“Kami juga menghadirkan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Halal, Bapak Riyanto Sofyan sebagai salah satu panelis sesi 1, dengan tema National Strategies on Developing Halal Tourism yang akan dilangsungkan pada 19 Oktober 2016, pukul 14.00-14.45 di Level 3 Marina Bay Sands, Singapura,” jelasnya.



REKOMENDASI

TERKINI