Suara.com - Satu lagi kabar gembira dari sektor pariwisata. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyatakan akan memberlakukan penerbangan langsung Jakarta-Labuan Bajo, Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) per 27 Oktober 2016.
Janji ini sudah disebutkan Dirut Garuda Indonesia, Arif Wibowo di hadapan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat pembukaan Garuda Indonesia Travel Fair 2016 di JCC Senayan, Jakarta, pada 7-9 Oktober lalu.
Pernyataan itu diungkapkan bersamaan dengan rapat para petinggi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk dengan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, beberapa waktu lalu. Selain rapat, mereka sekaligus ingin melihat lebih dekat kebutuhan mendesak apa saja yang perlu diarahkan untuk mendukung percepatan destinasi prioritas Komodo melalui corporate social responsibility (CSR) perusahaan pelat merah itu.
“Terima kasih banyak. Dukungan ini akan sangat bermakna bagi pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo. Kami akan menyiapkan beberapa critical success factor, yang begitu disentuh akan berdampak serius pada kunjungan wisman di sana,” ujar menpar.
Arief sudah beberapa kali datang ke habitat “dinosaurus” langka itu. Terakhir saat menghadiri penutupan Tour de Flores, yang memperkenalkan keindahan alam dan pantai dari Larantuka sampai Labuan Bajo melalui sport tourism.
“Saya biasa menggunakan bingkai 3A (atraksi, akses, amenitas). Bagian yang urgen saat ini adalah akses menuju Labuan Bajo. Akses ada tiga hal, yakni penerbangan (airlines), pelabuhan udara (airport), dan pelabuhan laut (port and marina),” jelas Arief.
Tiga hal tersebut menyangkut kapasitas wisman yang bisa terangkut menuju Labuan Bajo. Maskapai penerbangan harus memiliki fasilitas penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo, dan itu sudah dijawab Garuda Indonesia.
Setelah itu harus dipikirkan adanya maskapai penerbangan langsung dari Australia sebagai originasi atau pasar terdekat, maupun Singapura sebagai transportation hub. Untuk bisa menunjang hal tersebut, bandara kota tujuan pun harus naik level menjadi internasional airport. Hal ini akan memungkinkan dibukanya jalur penerbangan langsung dari luar negeri.
Ketiga, harus segera memiliki pelabuhan laut yang memungkinkan cruise atau kapal pesiar dengan kapasitas di atas 3.000 wisatawan bisa bersandar. Selain itu, marina harus memiliki dengan kedalaman minimal 15 meter untuk kehadiran yachts.
“Labuan Bajo harus segera menjadi pelabuhan internasional,” kata menpar lagi.