”Kami ingin BPK2L ke depan lebih agresif melakukan komunikasi dengan pemerintah, pemilik bangunan, dan masyarakat,” kata Hendrar.
Menurutnya, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan review seluruh dokumen bangunan di kawasan Kota Lama untuk menyesuaikannya dengan rencana pembangunan kawasan peninggalan Belanda itu.
”Ada berapa gedung di Kota Lama? Berapa yang sudah direhabilitasi, berapa yang sudah di-make over dalam konteks revitalisasi? Berapa yang belum? Mana bangunan yang masih bagus, kondisi sedang, dan yang sudah rusak? Semuanya harus ada data dan kajian terbaru,” katanya.
Ia menambahkan, inventarisasi juga berkaitan dengan kepemilikan bangunan-bangunan kuno di Kota Lama untuk memudahkan rencana revitalisasi yang harus segera direalisasikan. Setelah inventarisasi dan review rampung, tim tinggal berbagi tugas mempromosikan kawasan itu dalam kancah nasional maupun internasional untuk menjaring wisatawan Nusantara maupun mancanegara.